SuaraSulsel.id - Gereja Komunitas Anugerah (GKA)- Reformed Baptist Salemba membuat pernyataan publik.
Berdasarkan rapat jemaat GKA, memutuskan memecat Suarbudaya Andi Rahadian dengan tidak hormat dari jabatan pendeta dan penatua.
Dalam surat pernyataan yang beredar, Selasa 24 November 2020, dituliskan sejumlah alasan GKA memecat Pendeta Suarbudaya.
Pendeta Suarbudaya disebut melakukan pelanggaran dan pengingkaran terhadap prinsip kesetiaan dalam pernikahan kristen, melibatkan tindak manipulasi psikis dan pemanfaatan relasi kuasa sewaktu menjabat sebagai pendeta.
"Jemaat menduga adanya pelecehan dan/atau kekerasan seksual yang dilakukan Suarbudaya Andi Rahadian sebagaimana pelaporan korban," tulis surat pernyataan yang beredar.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, GKA akan membentuk tim investigasi terkait masalah ini. GKA akan bekerjasama dengan organisasi aktivis perempuan.
Pendeta Suarbudaya juga dituding tidak dapat menunjukkan bukti kesahihan gelar kependetaan dan gelar akademik yang disandangnya. Sehingga mengarah pada pembohongan publik.
Jemaat menduga Pendeta Suarbudaya melakukan manipulasi, penyalahgunaan wewenang, dan tidak transparan dalam penyewaan rumah untuk kepentingan Sekretariat GKA sekaligus rumah singgah di Jalan Salak no 10, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Pendeta Suarbudaya juga dituduh melakukan kebohongan selama proses pendampingan tahanan politik Papua di Jakarta.
Pendeta Suarbudaya Bantah Tuduhan Gereja
Baca Juga: AMP: Pendeta Yeremia Dibunuh TNI Erat Terkait Menolak Tambang Emas Wabu
Pendeta Suarbudaya Andi Rahadian membantah segala tuduhan yang ditujukan kepadanya oleh Gereja Komunitas Anugerah (GKA) Reformed Baptist Salemba, bahkan hingga melaporkan GKA ke Polda Metro Jaya.
Pendeta Suarbudaya menyatakan bahwa tuduhan itu bermula dari surat kaleng yang diterima para pengurus gereja, sehingga membuat gereja memecat dirinya dengan tidak hormat dari jabatan pendeta dan penatua.
"Klarifikasinya, ada sebuah surat kaleng yang masuk ke pengurus gereja yang menyebut berbagai tuduhan kepada saya, dan tuduhan itu sudah saya sanggah, surat kaleng itu sudah lama," kata Suarbudaya saat dihubungi Suara.com, Selasa (24/11/2020).
Meski sudah membantah semua tuduhan itu dengan bukti-bukti yang valid, pihak pengurus gereja tetap bersikukuh tidak menerima, oleh sebab itu Suarbudaya memutuskan mundur dari GKA, bukan dipecat.
"Rupanya ada perbedaan pendapat di antara para pengurus, tapi secara sepihak keputusan itu diambil, jadi kalau dikatakan saya dipecat itu tidak tepat, karena saya terlebih dahulu sudah mengundurkan diri pada Minggu 22 November pukul 15.00 WIB, ada suratnya, ada rekaman videonya," jelasnya.
Secara khusus, pendeta pendamping Tapol Papua di Jakarta ini membantah tuduhan GKA yang menyebut dirinya melakukan pelecehan seksual.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin