Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 06 November 2020 | 08:56 WIB
Mahasiswa di Akademi Pariwisata Venus One (Instagram @tourismacademyvenusone)

SuaraSulsel.id - Kesulitan uang untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tidak lagi menjadi masalah. Kampus di Bali membuat inovasi. Mahasiswa bisa bayar pakai buah kelapa dan daun kelor.

Kampus ini menjadi sorotan karena memberikan penawaran unik bagi mahasiswanya yang ingin membayar biaya kuliah.

Selama pandemi Covid-19, Bali menjadi salah satu daerah yang terdampak signifikan. Karena mayoritas penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pariwisata.

Kampus bernama Akademi Pariwisata Venus One mempertimbangkan hal tersebut. Sehingga berusaha memberikan keringanan bagi mahasiswa untuk membayar biaya kuliah

Baca Juga: Lawan Kampanye Hitam Sawit, Pemerintah Gandeng Dunia Pendidikan

Kampus membolehkan mahasiswa membayar biaya pendidikan dengan buah kelapa dan daun kelor.

Akademi yang berlokasi di Tegalalang, semula menerapkan sistem cicilan untuk biaya pendidikan.

"Awalnya, skema pembayaran SPP diangsur 3 kali. Angsuran pertama 50 persen (dari total), kedua 20 persen, dan yang terakhir 30 persen," ucap Direktur Akademi Pariwisata Venus One, Wayan Pasek Adi Putra seperti yang dilansir dari Fox News.

Wayan pun menjelaskan, karena pandemi Covid-19, mereka menerapkan kebijakan yang fleksibel.

Akademi Pariswisata Venus One (Google maps)

Kampus memproduksi minyak kelapa murni, sehingga mahasiswa bisa membayar SPP dengan kelapa.

Baca Juga: Kemendikbud Siap Kucurkan Dana untuk Kampus dan Industri, Ini Syaratnya!

"Kita harus mendidik mereka untuk mengoptimalkan sumber daya alam di sekitarnya," tambah Wayan.

Pasca pandemi, mahasiswa-mahasiswa ini akan memasuki dunia perhotelan dengan keahlian yang berbeda.

Mungkin saja para mahasiswa ini akan menemukan relasi baru saat menjadi penjual produk kelapa.

Tak hanya dibayar dengan kelapa, akademi ini pun mengizinkan siswanya untuk membayar dengan tumbuhan lain.

Akademi Pariwisata Venus One mengizinkan mahasiswanya membayar dengan daun kelor dan Gotu Kola.

Daun-daun ini bisa dimanfaatkan untuk memproduksi sabun herbal yang dapat dijual untuk menutupi biaya akademi.

"Supaya para lulusan kembali ke alam, dimana mereka mampu mengolah kelapa menjadi  VCO (Virgin Coconut Oil), daun kelor dan daun pegaga menjadi produk luar biasa yang sangat bermanfaat. Ketiga produk tersebut akan dikembangkan oleh lulusan kami sebagai produk yang menjanjikan masa depan,” ungkap Wayan Pasek.

Sekadar informasi, akademi  ini didirikan pada tahun 2017. Mereka menawarkan pendidikan di dunia perhotelan kepada mahasiswanya.

Namun, para lulusan harus bersabar menunggu. Karena Bali masih tertutup untuk wisatawan hingga akhir tahun 2020.

Load More