SuaraSulsel.id - Prancis kembali memberlakukan karantina wilayah atau lockdown. Mengantisipasi risiko gelombang kedua Covid-19 yang lebih parah.
Pemilik bisnis restoran pun resah. Karena harus menutup lagi usaha. Padahal mereka telah menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat dibanding tempat umum lainnya.
"Kami belum tahu harus bagaimana. Sungguh menakutkan," kata Amy Bello, Manajer Restoran African Lounge kepada VOA.
Restoran khas Afrika ini sudah beroperasi selama 13 tahun. Baru kali ini menghadapi masalah finansial. Akibat pandemi Covid-19.
Menurut Amy, yang lebih mengkhawatirkan adalah situasi di luar restoran. Seperti kereta bawah tanah, bis, dan supermarket.
"Kalau pemilik restoran sangat menghormati aturan kesehatan," kata Amy.
Sejak pandemi Covid-19, banyak sekali usaha restoran di Prancis gulung tikar. Jika pemerintah kembali memberlakukan pembatasan wilayah, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Aymeric Njomatchoua, Pemilik La Paillote Royale mengaku terus berusaha mengkampanyekan higienitas,kebersihan dan menghormati standar serta aturan kesehatan.
"Ini upaya keras tapi harus dilakukan," kata Aymeric.
Baca Juga: Juri di SATU Indonesia Awards 2020, Dian Sastro Sebut Kandidat Naik Motor
Dia membuka usaha restorannya bulan Februari 2020. Satu bulan sebelum pandemi diumumkan melanda Prancis.
Aymeric mengaku sampai sekarang belum mampu membayar gaji, bahkan untuk dirinya sendiri. Dari penghasilan restoran.
Meski begitu, Aymeric berusaha tetap optimistis. Sembari menunggu kabar baik pandemi mereda dan berakhir. Agar usaha restoran kembali bangkit.
Banyak usaha restoran yang tersisa di Prancis mencoba bertahan. Mereka tidak bisa berbuat banyak, tapi mengaku harus terus optimis menjalani hidup.
Warga Miskin Myanmar Terpaksa Konsumsi Tikus dan Ular
Pandemi Covid-19 membuat warga miskin Myanmar harus bertahan hidup dengan memakan tikus dan ular.
Hal ini terpaksa dilakukan setelah pemerintah melakukan pembatasan wilayah.
Dikutip dari Asiaone, sejak gelombang pertama virus corona melanda Myanmar pada Maret, salah satu warga bernama Ma Suu, berusia 36 tahun, terpaksa menutup kios saladnya dan menggadaikan perhiasan dan emasnya. Untuk membeli makanan.
Selama gelombang kedua, ketika pemerintah mengeluarkan imbauan warga harus tinggal di rumah pada bulan September untuk Yangon, Ma Suu menutup kiosnya lagi. Kemudian menjual pakaian, piring, dan panci miliknya.
Karena tidak ada yang tersisa untuk dijual, suaminya, seorang pekerja konstruksi yang tidak bekerja, terpaksa berburu makanan di saluran air terbuka di daerah kumuh. Tempat mereka tinggal di pinggiran kota terbesar Myanmar.
“Orang-orang memakan tikus dan ular,” kata Ma Suu sambil menangis.
“Tanpa penghasilan, mereka perlu makan seperti itu untuk memberi makan anak-anak mereka,” kata Ma Suu.
Ma Suu tinggal di Hlaing Thar Yar, salah satu lingkungan termiskin di Yangon. Dimana penduduk menggunakan senter masuk ke semak-semak di belakang rumah mereka. Mencari binatang malam untuk dimakan. menahan rasa lapar mereka.
Sementara tikus, reptil, dan serangga sering dimakan oleh keluarga di daerah pedesaan. Orang di beberapa daerah perkotaan juga mulai mengurangi konsumsi nutrisi.
Dengan lebih dari 40.000 kasus dan 1.000 kematian, Myanmar menghadapi salah satu wabah virus corona terparah di Asia Tenggara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Rp100 Ribu per Tabung! Untung Besar Pengoplos Gas Subsidi di Gowa
-
Cek Fakta: Viral Beras SPHP Meledak Saat Dimasak, Benarkah Plastik?
-
'Saat Pandemi Kami Hampir Mati, Sekarang Dimatikan Birokrasi': 8 Tuntutan Nakes Sulsel
-
Siapa Layak Pimpin Unhas? UGM Uji Kemampuan 6 Bakal Calon Rektor
-
Aplikasi Ini Bikin Warga Sulsel Lebih Mudah Akses Produk Hukum?