Demo Tolak UU Cipta Kerja di Palopo, Motor Polisi Dibakar Massa

SuaraSulsel.id - Kapolres Kota Palopo AKBP Alfian Nurnas mengatakan, kerusakan pasca demo anarkis di DPRD Kota Palopo antara lain tiga motor warga sipil dan satu motor polisi dibakar.

Alfian juga membantah berita yang menyebut bahwa beberapa demonstran mengalami luka tembak saat aksi di DPRD Kota Palopo.

"Mana ada. Nggak ada yang kena tembak, hoaks itu. Kata siapa?. Kalau yang luka itu, hanya kena gas air mata. Iya hoaks, kan ada dokter yang periksa," kata Alfian kepada SuaraSulsel.id, Kamis (8/10/2020).

Ia mengungkapkan kejadian yang terjadi saat aksi unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di DPRD Palopo hanyalah perusakan fasilitas kantor DPRD Palopo. Serta pembakaran kendaraan roda dua.

Baca Juga: Buntut Demo Ricuh di DPRD DIY, Polisi Amankan 45 Orang

"Iya, perusakan sama ada motor polisi dibakar. Tiga motor sipil satu motor polisi," katanya.

Beredar informasi 4 pengunjuk rasa di Kota Palopo terluka. Terkena tembakan polisi saat berunjuk rasa di DPRD Kota Palopo. Sejumlah media online juga memberitakan, ada empat pengunjuk rasa yang kena tembakan peluru polisi.

Ribuan mahasiswa di Kota Palopo bentrok dengan aparat kepolisian. Saat menggelar unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di DPRD Kota Palopo.

Bentrokan pecah saat mahasiswa dari berbagai kampus, melempari polisi dengan batu. Kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata.

Empat sepeda motor dibakar, api juga membakar pos jaga Kantor DPRD Palopo.

Baca Juga: Temui Mahasiswa, Tiga Anggota DPRD Bontang Sepakat Tolak Omnibus Law

Ruang rapat dan ruang sidang paripurna anggota dewan, juga menjadi sasaran lemparan batu. Kendaraan taktis milik polisi dirusak.