Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 01 Oktober 2020 | 07:03 WIB
Cuplikan Film Sura' Nikka produksi Merah Hitam Production / Foto : Merah Hitam Production

SuaraSulsel.id - Semangat sineas muda Makassar berkreasi di tengah pandemi tidak pernah pudar. Banyak judul film produksi lokal yang sukses di pasar, membuat banyak sineas muda makin semangat membuat film.

Tentu ini menunjukkan trend positif bagi perkembangan film di Makassar, yang dikenal sebagai salah satu daerah pencetak film nasional.

Tidak terganngu dengan situasi yang serba sulit, di tengah pendemi Covid-19. Kini dirilis sebuah film pendek, persembahan Merah Production. Berjudul Sura’ Nikka atau Surat Nikah akan ditayangkan dalam dua episode.

Dilansir dari terkini.id--jaringan suara.com, episode perdana Film Sura' Nikka sudah tayang sejak 28 September 2020 di aplikasi Youtube. Melalui kanal Merah Hitam Production.

Baca Juga: Sosialisasi Cegah Covid 19, Pemkot Palembang Rilis Film Pendek

Hanya dalam tempo dua hari tayang, film sudah mendapat lebih 5000 penonton.

Komentar terhadap film ini pun beragam. Ada yang mengkritik, tapi banyak pula yang memuji film episode pertama ini.

Film Sura’ Nikka, berkisah tentang kisah cinta terlarang yang harus berhadapan dengan kerasnya adat istiadat suku Bugis dan Makassar.

Pemuda Madi (Muhammad Afdal) terpaksa harus membawa kabur kekasihnya Sania (Anty Gegge) karena akan dilamar pemuda lain. Orangtua Sania, sangat menentang hubungan mereka.

Pelarian keduanya, berujung pada pernikahan siri, karena tanpa restu orang tua. Walaupun keduanya telah menikah tapi tidak memiliki buku nikah.

Baca Juga: FUI Gelar Nobar G30S/PKI di Medan, Peserta Wajib Patuhi Protokol Kesehatan

Madi bertekad kelak ia akan menyelesaikan konflik keluarga ini dengan jalan yang baik, walaupun tidaklah mudah, apalagi orangtua Sania merasa harga dirinya sudah diinjak-injak.

Kisah percintaan seperti ini memang sudah banyak diangkat di beberapa film nasional, maupun film pendek.

Namun, garapan sutradara George Melva ini patutlah diapresiasi, walau banyak kekurangan dalam sinematografi, beberapa scene cukup kuat dan menarik perhatian.

Sisipan komedinya justru lebih enak dinikmati. Konflik yang dibangun sebenarnya bisa lebih maksimal lagi. Proses editingnya terkesan terburu-buru.

Hal yang terpenting adalah semangat dan keberanian para sineas muda dan berbakat ini.

Akting para pemerannya cukup baik. Selain Muhammad Afdal dan Anty Gegge, juga didukung Nur Syifaun Cikita, Merna Stanly, Sarfian Dg Puji dan Marzuki. Skenarionya ditulis St. Dzakiyah Rivani. Di produseri Ahmad Susanto dan Line Produser, Ricky Rianto Thio.

Load More