SuaraSulsel.id - Kabar gembira datang dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang, KH Edi Junaedi. Di saat jutaan lainnya berjuang melawan Covid-19, KH Edi Junaedi dinyatakan sembuh pada usianya yang tak muda lagi, 83 tahun.
Diketahui, para lansia menjadi kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Tak sedikit yang dinyatakan meninggal dunia akibat virus tersebut.
Tak mudah memang bagi Kyai Edi melawan infeksi virus mematikan ini. Terlebih, Pria kelahiran Tangerang, 12 Desember 1937 ini memiliki masalah fungsi organ tubuh yakni ginjal dan jantung.
Hampir sebulan lamanya, KH Edi Junaedi menjalani isolasi. Meski demikian, ia tak menyerah begitu saja. Doa tak henti-henti dia panjatkan agar diangkat penyakitnya. Serta, berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Saya ada batu ginjal besarnya 2x3 centimeter. Itu kan besar. Saya juga punya penyakit jantung. Tapi saya terus berikhtiar," ujarnya kepada Suara.com ketika ditemui, Senin, (28/9/2020).
Saat dikunjungi dirumahnya yang berloksi di Jalan M Toha, Gang Bahagia, Nomor 48, RT 003 RW 011, Kelurahan Gerendeng, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang Edi tengah duduk di kursi sembari membaca sebuah buku. Fisiknya nampak lemah termakan usia. Namun, semangatnya terlihat masih berkobar.
Edi diduga terinfeksi di rumah sakit. Lantaran dia kerap keluar masuk rumah sakit untuk mengobati penyakit yang dideritanya yakni jantung dan ginjal.
"Mungkin dari sana. Karena kan saya sempat dirawat juga karena batu ginjal," ungkapnya.
Bermula dari Sesak Nafas
Baca Juga: Positif Covid-19, Dua Anggota KPU Makassar Sehat dan Tanpa Gejala
Mulanya Edi mengalami sesak nafas saat terkena air dingin. Sesak nafas itu semakin menjadi-jadi hingga dia dirujuk ke Rumah Sakit Sari Asih Karawaci pada 10 Agustus lalu. Disana, anak pertama dari delapan bersaudara ini mendapat penanganan medis.
Dia diberi selang oksigen untuk membantu pernafasannya. Karena itu, dokter pun mengindikasi Edi terpapar Covid-19. Sehari setelahnya, Edi di tes usap tenggorokan atau swab test.
Dua hari kemudian hasil tes keluar, Edi dinyatakan positif Covid-19. Tepatnya pada 13 Agustus, Edi dirujuk ke RS Sari Asih Cipondoh untuk menjalani perawatan.
"Jadi awalnya saya wudhu pakai air dingin kemudian saya sesak nafas. Jadi gak boleh kena air dingin. Syarafnya sudah sensitif kata dokter. Berasa seperti bertetangga dengan malaikat maut," tutur Edi.
Edi pun kemudian kembali dirujuk isolasi di salah satu rumah singgah di Modernland pada 25 Agustus. Disana Edi diisolasi selama 10 hari. Saat dinyatanyakan sembuh, pada 4 September Edi pun pulang ke rumahnya.
"Saat saya positif saya gak dikasih tahu. Saya curiga saat dipindahkan ke RS Sari Asih Cipondoh disana kan tempat untuk orang positif Covid-19. Tapi tetap tidak ada yang ngasih tahu. Baru saat berada di rumah saya dikasih tahu bapak kena Covid-19," kata Edi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Lanjutkan Bantuan, Pemprov Sulsel Kirim Logistik Kemanusiaan ke Aceh, Sumut dan Sumbar
-
Pemprov Sulsel Kerahkan Tim Kesehatan ke Sumatera, Ratusan Korban Bencana Terlayani
-
Pemprov Sulsel Tanda Tangani Kontrak Preservasi MYC Paket IV dan V Rp1 Triliun untuk 500 Km
-
Gubernur Sulsel Update Penanganan Tim Medis di Sumatera: Evakuasi Pasien Berlangsung Intensif
-
Gubernur Sulsel Serahkan Bantuan Keuangan Rp 10 M di Peresmian Kolam Labu Bentenge Bulukumba