SuaraSulsel.id - Aktivitas penambangan pasir oleh perusahaan asal Belanda, Royal Boskalis di perairan Makassar dan Takalar, Sulawesi Selatan, mendapat penolakan warga.
Terkini, anak-anak Pulau Kondingareng dikabarkan bersuara meminta agar pemerintah Belanda menghentikan kegiatan tersebut. Hal itu ditunjukkan lewat sebuah video unggahan akun Twitter terverifikasi milik Jatamnas, Jumat (10/7/2020).
Dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, anak-anak itu mendesak Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijins segera memulangkan Kapal Boskalis.
Bukan tanpa sebab, menurut mereka, semenjak kapal tersebut mengeruk tambang pasir laut, nelayan kesulitan menangkap ikan.
Pasalnya, ikan di wilayah tangkap yang sebelumnya, berpindah tempat sehingga para nelayan harus mencari lokasi lain.
"Pak Lambert, saya orang Indonesia, hentikan tambang pasir laut. Tarik kapal Boskalis segera," kata seorang bocah laki-laki seperti dikutip dari video, Minggu (12/7/2020).
Bocah itu bersama beberapa temannya, terlihat berbaris rapi sambil berbicara di hadapan kamera. Mereka mengeluhkan kegiatan kapal Boskalis yang mengeruk tambang laut.
Seorang anak perempuan lantas berbicara dengan bahasa daerah Makassar.
“Gara-gara kapal Boskalis, bapakku tidak ada ikannya, dan ibuku tidak ada uangnya," ujarnya.
Baca Juga: Update Covid-19 di Bali, Pasien Positif Bertambah 37 Orang
“Pak Lambert, kita kan orang nelayan, kasihani nelayan," sambung perempuan yang usianya lebih tua.
Selain anak kecil, dalam video tersebut, tampak seorang ibu yang tengah berkumpul bersama keluarga nelayan lain.
Perempuan tersebut menuturkan bahwa semenjak kapal tambang pasir laut itu beroperasi, para nelayan seringkali pulang dengan tangan kosong.
"Pendapatan kami berkurang dan malah tidak ada. Biasanya kami bisa mendapatkan 2-3 ekor per hari, sekarang, biasa 1 ekor dan biasa tidak ada," keluh ibu tersebut.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sejak adanya kapal Boskalis utang para nelayan menjadi menumpuk lantaran ongkos bensin saat melaut tak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Bahkan, para nelayan harus menempuh perjalanan jauh dari pengerukan tambang pasir. Begitu juga ketika hendak meninggalkan wilayah tangkap nelayan yang selama ini menjadi tempat menangkap ikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
BYD atau Chery? Ini Mobil Listrik Kaum Sultan di Makassar
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Dendam Narkoba Motif Pembunuhan Berencana di Polewali Mandar, Pelaku Terancam Hukuman Mati
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Kabur, Ditangkap di Kafe
-
3 Hari Hilang, Dimana Bilqis? Polisi Kejar Perempuan Diduga Penculik Dalam CCTV