SuaraSulsel.id - Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menjelaskan bahwa air kelapa muda bisa menyembuhkan pasien positif virus corona.
Namun, Ketua Pengadilan Negeri Kabupaten Sidrap, Ernawaty Ridwan baru-baru ini mengungkapkan pengalamannya sembuh dari covid-19 dengan setiap hari minum air kelapa muda.
“Selama saya diisolasi, setiap hari saya minum air kelapa muda. Alhamdulillah saya rasa itu juga menjadi salah satu terapi yang betul-betul memberikan saya proses pemulihan secara cepat,” ungkap Ernawaty, melansir dari Makassar.terkini.id --Jaringan Suara.com.
Sejak Juni lalu, setelah melalui rapid test dan tees swab, Ernawati dinyatakan positif Covid-19. Ia lantas menjalani isolasi di hotel Harper Makassar. Hal ini sebagai salah satu program Duta Covid-19, yaitu program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel bagi orang dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG).
Baca Juga: Pembangunan Tetap Jalan Meski Pandemi, Pelabuhan di Sumbar Beroperasi 2023
Selama menjalani isolasi tersebut ia mengaku rajin minum air kelapa, tak hanya itu, Ernawaty juga mengkonsumsi madu, jus, berolahraga serta berpikir positif.
“Kemudian setiap minum air putih, saya doakan semoga air minum yang kita minum itu molekul molekulnya berubah menjadi positif, jadi pikiran kita juga harus positif doanya juga positif, dengan harapan semoga virus yang ada di dalam tubuh kita keluarnya dari air kencing, keringat dan kotoran,” ujarnya, Kamis (9/7/2020) lalu.
Ia menjalani isolasi di Hotel Harper selama 11 hari,sebelum akhirnya dninyatakan negatif dari covid-19 dengan dibuktikan hasil swab.
“Kebersihan tangan itu penting, terutama perempuan berjilbab, kadang sedikit-sedikit tarik tarik maupun memperbaiki jilbab. Yang pakai kacamata juga sering menggosok matanya, jadi tangan kecenderungannya menyentuh wajah,” ujarnya.
Ernawaty juga berpesan kepada warga yang terindikasi virus corona agar jujur dan memberitahu orang sekitarnya agar pemerintah dan dinas terkait bisa segera memberikan fasilitas sebagai pasien.
Baca Juga: Angkut 10 Ekor Sapi, Kapal Kayu Hilang di Perairan Midai Natuna
“Orang-orang yang statusnya covid-19, tidak perlu malu mengumumkan, karena itu bisa membantu pemerintah memutus mata rantai penularan. Kalau kita malu mengumumkan justru kita mencelakahkan orang lain. Masyarakat juga perlu memahami bahwa kondisi pisikologis orang yang terpapar covid-19 itu butuh kekuatan mental. Kalau masyarakat tidak memberikan dukungan itu akan menjadi pukulan terberat bagi pasien covid-19. Jadi jangan dianggap hama," ujar Ernawaty.
Berita Terkait
-
Pembangunan Tetap Jalan Meski Pandemi, Pelabuhan di Sumbar Beroperasi 2023
-
Gelar Rapid Test Massal, Belasan Dosen Unhas Makassar Reaktif
-
Ribuan Pekerja Migran Ilegal Diamankan Petugas TNI di Perbatasan Malaysia
-
Ibu Hamil Kedapatan Tak Pakai Masker, Anggota Brimob Lakukan Hal Ini
-
Rapid Test, 37 dari 4.000 Ibu Hamil di Banjarmasin Reaktif, 3 Meninggal
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Kejati Sulsel Selidiki Dugaan Korupsi Program Revitalisasi Kampus UNM Rp87 Miliar
-
Lukisan Purba di Goa Leang-leang Maros Masuk Buku Sejarah Indonesia
-
Polisi Tahan 2 Dosen Perguruan Tinggi Negeri di Makassar, Dugaan Pelecehan Seksual
-
BRI: Sektor UMKM Mencakup lebih dari 97% dari 65 Juta Pelaku Usaha, Berkontribusi 61% pada PDB
-
UMKM Kuliner Naik Kelas, Binaan BRI Sukses Ekspor Berkat Strategi Pasar Tepat