- Teknologi inklusif bernama ISARA yang merupakan inovasi komunikasi dua arah
- Melalui gerakan isyarat, teks, gambar, dan suara berbasis AI menggunakan kamera smartphone
- Solusi mengatasi kebutuhan para difabel
SuaraSulsel.id - Lima mahasiswa Institut Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie (ITH) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), berhasil menciptakan inovasi yang membantu tunarungu wicara bisa berkomunikasi melalui kecerdasan buatan (AI).
Ketua Tim Inovasi ITH Lukman Hakim melalui keterangannya diterima di Makassar, menjelaskan inovasi teknologi inklusif bernama ISARA yang merupakan inovasi komunikasi dua arah melalui gerakan isyarat, teks, gambar, dan suara berbasis AI menggunakan kamera smartphone, menjadi solusi mengatasi kebutuhan para difabel.
"ISARA bekerja dengan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menerjemahkan gerakan isyarat tangan menjadi teks dan suara secara nyata," ujarnya, Kamis (23/10).
Lukman Hakim mengatakan ISARA menjembatani komunikasi antara penyandang tunarungu dengan orang yang tidak memahami bahasa isyarat atau masyarakat umum.
Baca Juga:Modus Anggota DPRD Parepare Korupsi Sapi
Dia menyatakan inovasi itu dikembangkan oleh kolaborasi dua jurusan yakni Sistem Informasi dan Ilmu Komputer ITH Parepare dengan bimbingan tenaga pendidik Rozalina Amran.
"ISARA tidak hanya menjadi karya teknologi, tetapi juga bentuk kepedulian sosial mahasiswa terhadap kelompok disabilitas," katanya.
Sementara itu Rozalina Amran menyebut melalui ISARA, mahasiswa belajar bagaimana teknologi dapat menjadi solusi nyata bagi inklusivitas.
“Inovasi ini tidak sekadar proyek akademik, tetapi langkah konkret untuk menciptakan ruang komunikasi yang setara bagi semua kalangan,” katanya.
Selain dapat menerjemahkan gerakan tangan ke teks dan suara, ISARA juga dilengkapi fitur sebaliknya yang mampu menerjemahkan suara atau teks menjadi gerakan isyarat dalam bentuk animasi di layar. Hal ini memungkinkan komunikasi dua arah tanpa hambatan.
Baca Juga:PSM vs Arema FC: Ahmad Amiruddin Optimis Raih Poin Penuh, Tapi..
Ia pun berharap kehadiran ISARA mampu membantu penyandang tunarungu wicara dalam aktivitas sehari-hari, seperti berbelanja, mengikuti pembelajaran, atau berinteraksi di tempat umum.
"Aplikasi ini dapat dioperasikan melalui kamera ponsel pintar, sehingga mudah digunakan oleh siapapun," kata Rozalina.
Menurut tim pengembang, ISARA masih dalam tahap penyempurnaan dan akan diuji coba lebih luas bersama komunitas penyandang tunarungu di Parepare.
Tim berharap inovasi ini dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan dan instansi pelayanan publik pada masa mendatang.
Dengan lahirnya ISARA, mahasiswa ITH Parepare menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan kemanusiaan yang memperkuat nilai empati dan inklusi sosial di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan.