Sopir Truk Tidur di Kendaraan Menunggu Antrean BBM di Palu

Para sopir truk terpaksa harus antre selama berjam-jam

Muhammad Yunus
Minggu, 19 November 2023 | 14:51 WIB
Sopir Truk Tidur di Kendaraan Menunggu Antrean BBM di Palu
Antrean mobil truk ingin mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Jalan Diponegoro Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (16/11/2023) [SuaraSulsel.id/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Para sopir truk terpaksa harus antre selama berjam-jam bahkan sampai menginap di kendaarannya dampak dari antrean panjang pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

"Kondisi seperti ini membuat kami rugi waktu dan rugi secara pendapatan, meski begitu situasi ini tidak bisa kami lawan karena kendaraan butuh BBM, mau tidak mau harus antre," kata Diri (57), salah seorang supir truk angkutan logistik ditemui di Palu, yang rela tidur kendarannya demi mendapatkan BBM di SPBU.

Ia mengemukakan, kejadian ini terjadi di SPBU Jalan Diponegoro, Palu Barat dan hal ini sudah tiga kali ia alami sejak sebulan terakhir demi mendapatkan BBM jenis solar, dan apabila tidak antre maka tidak akan mendapatkan solar.

"Saya juga terpaksa tidur di atas truk saat antre di SPBU Diponegoro demi mendapatkan solar, karena BBM di truk sudah habis dan sudah tidak bisa berjalan," ujarnya, Jumat 17 November 2023.

Hal senada juga dialami oleh Mardi (29), supir truk lainnya yang juga mengaku sudah antre berjam-jam hanya untuk memperoleh BBM dengan jumlah terbatas karena produk bersubsidi.

Baca Juga:Anak Pelaku Pembunuhan di Palu Terancam Hukuman 15 Tahun dan Denda Rp3 Miliar

"Saya sengaja datang dari rumah ke sini (SPBU Diponegoro) hanya untuk mengisi bahan bakar. Kalau hari ini tidak dapat solar, ya mau tidak mau besok tidak masuk kerja karena bahan bakar yang tersisa tidak cukup dipakai," capnya.

Ia mengemukakan, akibat mengantre hingga menginap di atas truk selama berhari-hari membuat dirinya sering mendapat kerugian yang tidak sedikit.

“Saya sering mengalami kerugian yang jumlahnya lumayan banyak karena mengantri di sini, pemesan pasir sering membatalkan orderannya karena selalu komplain kenapa selalu terlambat kirimnya. Kalau kondisinya normal tidak mungkin sampai mengantre seperti ini,” tuturnya.

Ia dan para sopir truk lainnya berharap kondisi ini bisa segera dicarikan solusi oleh pihak-pihak yang berkewenangan baik pemerintah terlebih Pertamina sebagai pemilik produk.

Di sisi lain, dampak ditimbulkan dari antrean panjang tentu mengganggu arus lalu lintas, meski begitu hal ini juga menjadi kebutuhan dalam mendukung mobilitas angkutan transportasi maupun logistik.

Baca Juga:Kebakaran di KM Labobar Palu Bitung, PELNI Pastikan Penumpang Aman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini