SuaraSulsel.id - Pandemi dan perkembangan teknologi digital telah mengubah kebiasaan dan perilaku masyarakat dari pola konvensional ke era digital pada semua bidang. Tak terkecuali dalam hal aktivitas nasabah melakukan transaksi.
Terkait dengan hal tersebut, Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto menekankan bahwa bahwa perubahan preferensi tersebut menjadi perhatian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk terus meningkatkan kenyamanan nasabah sebagai unsur penting dari transformasi layanan.
Salah satunya adalah dengan menghentikan dan mengalihkan layanan internet banking berbasis website ke Super App BRImo yang memiliki fitur-fitur lebih lengkap, aman dan mudah diakses oleh nasabah. Pengalihan Internet Banking BRI ke BRImo tersebut telah dilakukan per 28 Februari 2023 lalu.
BRImo sendiri telah menjadi financial super apps milik BRI yang memiliki lebih dari 100 fitur untuk memenuhi berbagai kebutuhan layanan keuangan nasabah. Tak hanya memberi kemudahan, BRImo juga memberikan tingkat keamanan yang semakin meningkat. Terbukti, Aplikasi BRImo telah memiliki sertifikat ISO 20000-1:2018 dari Robere & Associate sejak November 2021. Disamping itu, aplikasi BRImo telah melalui uji security seperti penetration test yang dilakukan secara berkala untuk memastikan keamanan transaksi yang dilakukan oleh nasabah.
Kepuasan nasabah BRI menggunakan layanan digital banking BRI ini juga tercermin dari pertumbuhan jumlah pengguna (users) Super App BRImo yang menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2022.
“Tercatat, jumlah transaksi digital melalui BRImo mencapai 1,82 Miliar transaksi atau tumbuh 110%yoydengan volume transaksi sebesar Rp2.669 Triliun (tumbuh 98,48% yoy). Dengan pertumbuhan jumlah user BRImo di tahun 2022 sebesar 68,46% yoy menjadi 23,8 juta user, BRImo telah mencatatkan Fee Based Income (FBI) sebesar Rp1,59 triliun”, ungkap Andrijanto.
BRI melihat pertumbuhan dan intensitas nasabah menggunakan BRImo sudah jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan internet banking berbasis web. “Hadirnya BRImo, tentunya akan membuat BRI semakin fokus dalam menjaga availability dan reliability sehingga nasabah tetap nyaman bertransaksi melalui BRImo. Terbukti dengan kenaikan transaksi dari waktu ke waktu. BRImo juga terus melakukan update, baik dari sisi infrastruktur maupun arsitektur IT. Hal tersebut dilakukan agar BRImo dapat terus mengakomodir kebutuhan pertumbuhan transaksi nasabah,” lanjutnya.
Saat ini transaksi digital di BRI telah mencapai 98% dari total transaksi, sementara untuk transaksi di jaringan kantor atau unit kerja BRI hanya bersisa sekitar 2%.
“Ke depan, kami proyeksikan transaksi di kantor konvensional akan terus menurun sesuai dengan journey digitalisasi masyarakat Indonesia. BRI juga akan terus melakukan penataan jaringan kerja, baik menambah atau mengurangi, agar lebih produktif dan efisien namun tetap efektif dalam memberikan layanan perbankan,” jelas Andrijanto.
Baca Juga:PSIS Semarang Dipermalukan Madura United, Ricki Ariansyah Sempat Tak Sadarkan Diri Usai Cetak Gol
Dalam menghadapi era digital saat ini, Andrijanto juga mengungkapkan bahwa pihaknya menerapkan konsep hybrid bank dalam perbaikan bisnis proses, inovasi model bisnis, serta tata kelola jaringan kerja yang memadukan digital capabilities, physical network serta layanan financial advisor. “Harmonisasi ketiganya kami yakini mampu menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien dan terintegrasi sesuai journey customer dan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.