Ini Arti Takjil Sebenarnya, Tidak Ada Hubungannya Dengan Makanan Berbuka Puasa

Mengutip dari Kamus Al-Munjid 619

Muhammad Yunus
Minggu, 17 April 2022 | 15:14 WIB
Ini Arti Takjil Sebenarnya, Tidak Ada Hubungannya Dengan Makanan Berbuka Puasa
Resep Bubur Sumsum Jelly Pandan Oat ala Chef Devina Hermawan. (YouTube/Devina Hermawan)

SuaraSulsel.id - Selama bulan Ramadhan, masyarakat sering mendengar kata takjil. Media-media pun jamak menggunakan istilah ini saat mewartakan kuliner untuk berbuka puasa.

Warung, pasar, supermarket pun kadang menggunakan istilah ini dalam melakukan promosi produk makanan. Sampai pengurus masjid pun menggunakan kata takjil untuk menunjuk makanan.

Di media sosial percakapan viral tulisan yang mengulas soal ini. Merangkum sejumlah kalimat terkait takjil yang dianggap salah penempatan.

Misalnya: Udah beli Takjil belum ? Belum ada Takjil nih ? Takjilnya Cuma gorengan, dan lain sebagainya.

Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Kabupaten Lampung Selatan Hari Ini, Minggu 17 April 2022

Apakah makna Takjil Sebenarnya ?

Mengutip dari Kamus Al-Munjid 619, Al-Munawwir hal 1.063. Kata Takjil atau ta’jil () dalam bahasa Arab artinya adalah bersegera atau menyegerakan.

Diambil dari hadist Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam :

“La yazalunnasu bikhairin ma‘ajjaluuhul fithra".

Artinya: Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka (puasa).
(HR. Muttafaq 'alaih).

Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Kota Bandar Lampung Hari Ini, Minggu 17 April 2022

Makna takjil menurut ilmu bahasa arab ialah “penyegeraan, bersegera, percepatan”.

Sebuah kata dasar dari ajjala : yu’ajjilu artinya: menyegerakan, mempercepat.

Ta’jilul fitri = menyegerakan berbuka (puasa). Terlihat di sini bahwa makna takjil tidak ada hubungannya sama sekali dengan makanan.

Mengutip dari sejumlah sumber, semua pengguna kata-kata takjil harus dikembalikan kepada arti sebenarnya dalam kamus.

Pengertian takjil dengan jelas tertulis mempercepat. Mempercepat berbuka puasa jika sudah tiba waktunya.

Hukum Puasa Ramadhan

Bagi setiap muslim yang telah baligh, berakal, dalam keadaan sehat dan dalam keadaan mukim (tidak melakukan safar/perjalanan jauh) puasa Ramadhan hukumnya adalah wajib. Kaum muslimin juga telah sepakat tentang wajibnya puasa ini.

Kewajiban berpuasa Ramadhan tercantum juga dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi sebagai berikut.

Yaa ayyuhal laziina aamanuu kutiba 'alaikumus Siyaamu kamaa kutiba 'alal laziina min qablikum la'allakum tattaquun

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Berikut doa buka puasa Ramadhan:

"Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘alaa rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar raahimiin."

Artinya:

“Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan atas rezekiMu aku berbuka dengan rahmatMu, Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini