SuaraSulsel.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi akibat musim pancaroba atau peralihan (transisi) dari musim hujan ke musim kemarau tahun 2022.
"Kita lihat saat ini sudah masuki pancaroba, yakni Maret-April-Mei. Biasanya terjadi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, puting beliung, hujan lebat durasi singkat disertai kilat dan petir," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada ANTARA di Labuan Bajo, Selasa 15 Maret 2022.
Bagi wilayah NTT sendiri Guswanto meminta agar masyarakat mewaspadai pohon yang sudah tua, rapuh, dan memerhatikan atap rumah yang terbuat dari seng atau sejenisnya. Tak hanya itu, baliho di tepi jalan juga perlu diperhatikan mengingat angin kencang bisa mencapai kecepatan 45 km per jam.
Menurut dia, NTT perlu berkaca dari pengalaman badai siklon tropis seroja yang terjadi pada bulan April 2021 lalu. Dinamika pembentukan siklon tropis sendiri sudah berada di wilayah selatan Indonesia, oleh karena itu perlu kewaspadaan dari setiap unsur baik masyarakat maupun pemerintah.
Baca Juga:Geger Penampakan Langit Merah di Bekasi, Warga Kaitkan dengan Hal Mistis, Begini Kata BMKG
Pada tempat yang sama Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa NTT tengah memasuki masa transisi yang tentu saja akan menyebabkan situasi angin kencang.
Dalam masa transisi ini, curah hujan akan menurun, namun potensi angin kencang yang menyebabkan puting beliung malah meningkat.
Nantinya, situasi ini akan berjalan beberapa bulan, sebelumnya akhirnya mencapai puncak musim kemarau pada Agustus 2022.
Adapun secara umum seluruh wilayah NTT akan mengalami curah hujan yang rendah, bahkan di bawah normal. (Antara)
Baca Juga:Denpasar Dan Beberapa Wilayah di Indonesia Hari Ini Diprediksi Diguyur Hujan