SuaraSulsel.id - Dokter sekaligus influencer, dokter Tirta Mandira Hudhi alias dokter Tirta meminta masyarakat yang terpapar Covid-19 varian Omicron tidak panik.
Mengutip Suara.com, menurut Tirta, jika warga sudah memperoleh dua dosis vaksin, pasien tersebut akan mengalami gejala ringan. Saat terpapar omicron.
Hanya saja, kata dia, dengan catatan pasien tetap menjaga asupan vitamin. Serta mengkonsumsi obat jika mengalami gejala demam.
“Tapi dengan catatan, selama kalian terdiagnosa COVID dan misalkan itu varian Omicron. Gejala paling utama itu radang tenggorokan, dan matanya pedes-pedes warna merah. Kalian bisa langsung karantina, perbanyak minum air, istirahat total, perbanyak makan makanan mengandung protein, vitamin C, D3, dan sediakan paracetamol apabila demam,” beber dr Tirta, seperti dikutip dari Instagram Stories atas izin yang bersangkutan, Rabu (26/1/2022).
Baca Juga:Warga AS Lama Tunggu Hasil PCR, Antigen Jadi Solusi
Dokter Tirta juga mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi antibiotik. Ketika terpapar Omicron. Karena antibiotik tidak dapat membunuh virus.
“Cukup istirahat lima hari dan biasanya di hari kelima, kalau varian Omicon itu sembuh. Kalau varian Delta itu 10 hari. Kalau kalian sudah terinfeksi Omicron, boosternya harus menunggu setengah tahun,” ungkapnya.
Pandemi COVID-19 sudah berjalan hampir dua tahun di Indonesia. Vaksinasi yang disebut-sebut jalan terbaik untuk keluar dari wabah ini pun dilakukan.
Namun sayang, belum ada yang bisa memastikan kapan Pandemi COVID-19 ini akan berakhir. Saat ini saja, muncul varian baru Omicron yang menyebar di seluruh dunia.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Senin (24/1/2022) bahwa adalah hal yang berbahaya jika menganggap Omicron sebagai varian terakhir yang muncul dan dunia berada di 'akhir pertarungan' melawan pandemi.
Baca Juga:Jangan Anggap Sepele, WHO: Tingkat Risiko Varian Omicron Masih Tinggi
Namun, Tedros mengatakan adalah hal yang mungkin pada tahun ini dunia keluar dari fase akut pandemi COVID-19 jika strategi dan perangkat seperti tes dan vaksin digunakan secara komprehensif.
Berbicara pada pembukaan sidang Dewan Eksekutif, Tedros mengatakan sejak Omicron pertama kali diidentifikasi sekitar sembilan pekan lalu, lebih dari 80 juta kasus telah dilaporkan ke WHO.
Angka itu lebih banyak dari semua kasus COVID-19 yang tercatat selama 2020.
"Kondisinya ideal bagi lebih banyak varian untuk muncul," kata dia.