Pemerintah Indonesia Siapkan 1.011 Rumah Sakit Hadapi Lonjakan Omicron

Pemerintah siap menghadapai lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron

Muhammad Yunus
Senin, 03 Januari 2022 | 07:35 WIB
Pemerintah Indonesia Siapkan 1.011 Rumah Sakit Hadapi Lonjakan Omicron
Pasien Covid-19 bersama para tenaga kesehatan (Nakes). [ANTARA]

SuaraSulsel.id - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menegaskan, pemerintah siap menghadapai lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron.

Menurutnya, saat ini pemerintah sudah menyiagakan 1.011 Rumah Sakit dan 82.168 Tempat Tidur untuk pasien COVID-19.

"Kesiapsiagaan pelayanan kesehatan dilakukan karena pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia diperkirakan semakin banyak," tegas Abraham usai memantau perkembangan kondisi pasien COVID19 varian Omicron di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta, Minggu (2/1) .

Abraham juga memastikan, kesiapan logistik berupa APD dan obat-obatan cukup untuk tiga bulan kedepan.

Baca Juga:Resmi, Presiden Jokowi Perpanjang Status Pandemi Covid-19

Saat ini kata Abraham, sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan pasien COVID-19 varian Omicron mulai melakukan pengetatan untuk pasien umum. Hal ini dilakukan sebagai persiapan jika ada gelombang Omicron.

"Seperti di RSPI, mereka nantinya bisa menkonversi tempat tidur untuk pasien COVID19," ujar Abraham.

Sementara itu, 24 pasien COVID19 varian Omicron yang saat ini dirawat di RSPI Sulianti Saroso kondisinya terus membaik, dan tidak ada yang perlu mendapatkan perawatan intensif.

dr. Rosa Marlina, Dokter Spesialis Paru RSPI Sulianti Saroso mengatakan, seluruh pasien Omicron umumnya berusia muda dan tidak memiliki komorbid.

Pasien terdeteksi memiliki Omicron bukan karena gejala. Namun karena ingin melakukan perjalanan jauh.

Baca Juga:Tambah 103 Pasien, Positif Covid-19 di Jakarta Capai 865.518 Orang

“Saya berharap pemerintah jangan terburu-buru kendorkan pembatasan. Pasien diawal-awal adanya varian baru cenderung tidak berat. Karena mayoritas adalah berusia muda serta sebenarnya orang sehat. Sehingga dia mau melakukan perjalanan jauh. Situasi mulai sulit ketika penularan sudah menyebar ke kelompok lansia dan komorbid,” tutur Rosa Marliana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini