SuaraSulsel.id - Penanganan Covid-19 di Sulsel berangsur membaik. Angka pasien yang terpapar berkurang secara drastis.
Dari data Satgas Covid-19 di Sulsel, ada pengurangan hingga 5.663 hanya dalam dua pekan. Padahal pada 14 Agustus lalu, angka pasien yang terpapar masih 1.018 orang.
"Per 29 Agustus 2021, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif 210 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari, Senin, 30 Agustus 2021.
Satgas mencatat sebelumnya kasus terkonfirmasi aktif mencapai 11.940 orang. Kini hanya 6.277 orang saja.
Baca Juga:Update 30 Agustus: Pasien Covid-19 Indonesia Tambah 5.436 Orang, 19.398 Sembuh
Ichsan Mustari mengatakan kasus menurun karena angka kesembuhan yang tinggi. Dalam sehari, ada 1.000 orang yang dinyatakan sembuh.
"Efek PPKM. Mobilitas warga dibatasi dan kita fokus ke testing dan tracing," ujarnya.
Ia menjelaskan Makassar masih jadi center penularan. Sementara daerah lain, seperti Selayar dan Tana Toraja sudah nihil kasus.
Begitupun di Pinrang, Bantaeng dan Luwu Utara. Penambahannya sekitar satu dan dua kasus dalam sehari. Di satu sisi, Pemprov Sulsel juga terus meningkatkan testing sampai 5.000 dalam sehari.
Menurut Ichsan, semua pihak sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menekan kasus Covid-19 di Sulsel. Seperti menghadirkan fasilitas isolasi terintegrasi, kemudian mengebut vaksinasi.
Baca Juga:22 Orang Terpapar Covid-19 Varian Delta, Gubernur Riau Minta Warga Waspada
Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga menurun drastis. Saat ini tersisa 36 persen. Padahal sebelumnya di atas 50 persen.
"Kasus di rumah sakit juga menurun. Hal tersebut jadi bukti bahwa kasus memang menurun, dan ada perbaikan (penanganan)," tukasnya.
Namun, yang memprihatinkan kata Ichsan, angka kematian yang masih tinggi. Sulsel berada di 1,90 persen.
Kendati lebih rendah dari nasional, namun Ichsan mengaku harus ditekan hingga nol. Apalagi dalam sehari, ada sekitar 25 orang yang dinyatakan meninggal karena Covid-19.
Direktur RSUD Labuang Baji Haris Nawawi menambahkan pasien yang isolasi mandiri di Fasilitas Isolasi Terintegrasi (FIT) Asrama Haji juga terus menurun. Pekan lalu, pasien yang dirawat mencapai 110 orang.
"Hingga Senin, sisa 44 orang. Pasien yang sembuh semakin banyak," tutur Haris.
Vaksinasi dan Belajar Tatap Muka
Vaksinasi untuk siswa di Sulawesi Selatan juga masih minim. Dari target 978.890 sasaran, baru 54.012 orang yang sudah menerima vaksin pertama. Sementara 30.019 yang sudah tuntas vaksin kedua.
Di tengah minimnya vaksinasi, Sulsel kini siap belajar tatap muka. Ada 22 daerah yang disebut boleh menerapkan pembelajaran tatap muka atau PTM.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Sulsel, Asqar mengatakan vaksinasi bukan syarat untuk bisa menggelar tatap muka di Sulsel. Kendati begitu, pihaknya terus mendorong vaksinasi bagi tenaga pendidik dan siswa.
"Sebenarnya vaksinasi bukan wajib. Paling tidak herd immunity untuk siswa bisa terbentuk. Jadi bukan berarti harus dipersyaratkan, tetapi kita berharap siswa bisa ikut divaksin, sehingga PTM yang akan kita lakukan, tidak terkendala lagi soal teknis," ujar Asqar di Kantor Gubernur, Senin, 30 Agustus 2021.
Dia menjelaskan program Kebut Vaksin yang diinisiasi Pemprov Sulsel terus didorong dengan memprioritaskan kelompok usia 12-17 tahun atau pelajar. Apalagi di Sulsel, vaksinasi pelajar masih minim.
Hingga kini, tenaga pendidik yang sudah divaksin mencapai 80 persen. Sementara untuk siswa baru sekitar 10 persen.
"Kalau untuk siswa sampai saat ini yang kita lihat memang masih tergolong rendah. Kalau dilihat dari data yang dikeluarkan dinas kesehatan itu sudah mencapai lebih 10 persen yang sudah divaksin," bebernya.
Kata Asqar, di Sulsel, dua daerah belum boleh belajar tatap muka. Makassar dan Luwu Timur masih menerapkan PPKM Level IV.
Hal tersebut berdasarkan Instruksi Mendagri 36/2021. Kedua wilayah itupun belum direkomendasikan untuk menjalankan PTM.
Dengan begitu, ada 22 kabupaten/kota di Sulsel. Dimana ditetapkan PPKM Level 2 di Sulsel hanya Kabupaten Bone. Sedangkan, 21 kabupaten/kota lainnya menerapkan PPKM Level 3.
Asqar menambahkan secara umum, PTM terbatas bagi wilayah PPKM Level 1-3 tetap diminta menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Kapasitas siswa di ruang kelas dibatasi.
Begitupula jam belajar di sekolah. Hanya boleh tiga jam dalam sehari.
Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman juga sudah membolehkan PTM dimulai. Kecuali untuk daerah yang masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV.
Sudirman mengatakan sudah mengeluarkan edaran soal pembelajaran tatap muka untuk PPKM level 1 sampai level III. Belajar sudah boleh offline mulai Selasa esok.
"Boleh. Di Sinjai, Bulukumba, Selayar dan Soppeng laporkan sudah mulai tatap muka," ujarnya.
Sudirman mengaku pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan melihat zonasi penyebaran Covid-19 pada tingkat kecamatan. Belajar tatap muka juga dilaksanakan dengan sistem shift. 50 persen dari kapasitas jumlah peserta didik.
"Kalau saya buka saja semuanya. Asalkan 50 persen sesuai aturan Kemendagri," tandasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing