Mengenal Candiru, Ancaman Siber Baru di Indonesia Dalam Pengawasan Kominfo

Ancaman siber Candiru dalam pengawasan Kementerian Komunikasi dan Informatika

Muhammad Yunus
Selasa, 20 Juli 2021 | 16:05 WIB
Mengenal Candiru, Ancaman Siber Baru di Indonesia Dalam Pengawasan Kominfo
Ilustrasi serangan siber. [Gerd Altmann/Pixabay]

SuaraSulsel.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan perhatian serius pada upaya pemantauan terhadap beragam ancaman siber di Indonesia termasuk ancaman siber, Candiru.

Ancaman siber Candiru yang belakangan ini diberitakan menyasar aktivis, politikus, hingga jurnalis di berbagai negara.

"Temuan tersebut selalu dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk di antaranya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," kata Juru bicara Kominfo, Dedy Permadi, dalam keterangan resmi, dikutip Selasa 20 Juli 2021.

Kelompok hak asasi manusia Citizen Lab dan Microsoft menemukan perusahaan siber dari Israel bernama Candiru membuat dan menjual perangkat lunak yang bisa menembus pertahanan Windows.

Baca Juga:279 Juta Data Penduduk Indonesia Bocor, Kominfo: Belum Bisa Disimpulkan

Reuters memberitakan spyware Candiru ini disebar ke seluruh dunia, menargetkan organisasi masyarakat diantaranya kelompok pembangkang di Saudi dan media beraliran kiri di Indonesia.

Citizen Lab dalam laporan di situs mereka menuliskan Microsoft meneliti sekitar 100 korban dari berbagai negara, yaitu pembela hak asasi manusia, pembangkang, jurnalis, aktivis dan politikus.

Untuk menjaga keamanan data, Kominfo mengimbau masyarakat untuk memperbarui kata sandi secara berkala dan memasang otentikasi keamanan berlapis (multi-factor authentication) terutama pada aplikasi yang mengelola data pribadi.

Selain itu, Kominfo juga meminta masyarakat untuk memastikan perangkat yang digunakan memiliki fitur keamanan yang terbaru (up to date) dan selalu berhati-hati ketika mengakses konten.

Microsoft menyatakan sudah menambal kerentanan tersebut melalui pembaruan perangkat lunak. Perusahaan tersebut tidak secara langsung menyebut Candiru, namun, perusahaan swasta Israel yang menggunakan kode Sourgum.

Baca Juga:Belasan Mahasiswa di Jogja Positif Covid-19, Diduga dari Buat Film Bareng

Candiru juga menyasar kerentanan di peramban, antara lain Google Chrome. Google beberapa waktu lalu sudah mengeluarkan "patch" untuk menambal kerentanan tersebut, tidak secara spesifik menyebut Candiru, namun, perusahaan pengawasan komersial.

Selain berkoordinasi dengan lembaga berwenang, Kominfo melihat mitigasi ancaman siber bisa dilakukan dengan edukasi dan literasi digital, yang diwujudkan dalam Gerakan Nasional Literasi Digital Nasional (GNLD) Siberkreasi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini