SuaraSulsel.id - Sulaiman, warga kabupaten Maros memohon agar kolom agama di KTP-nya diubah menjadi aliran kepercayaan terhadap kesempurnaan Tuhan yang Maha Esa. Ia membuat aliran kepercayaan baru bernama Tilaco atau Iman Tilaco.
Pria yang lahir tahun 1982 silam itu bahkan menyurat ke Presiden RI, Joko Widodo. Menurutnya, mengimani kepercayaan lain tidak bertentangan dengan falsafah pancasila.
Baginya iman Tilaco adalah kepercayaan yang paling tepat. Iman Tilaco ini adalah manusia yang menyambungkan langsung pada aliran kepercayaan terhadap kesempurnaan Tuhan yang maha esa Tilaco dan manusia yang lainnya yang bergabung disebut sebagai pengikut aliran kepercayaan terhadap kesempurnaan Tuhan yang masa esa.
Iman Tilaco, menurutnya mengajarkan pengikutnya tentang implementasi dalam semua aspek kehidupan manusia tentang kesempurnaan Tuhan yang maha esa yang berdasarkan pada toleransi hak asasi pribadi yang dimiliki setiap manusia.
Baca Juga:Dituding Pro Israel, Haikal Hassan: Yang Bela Israel Orang Gila dan Murtad
Dalam draft permohonan Sulaiman ke pemerintah yang beredar luas itu juga terlampir cara pengakuannya. Setiap orang yang hendak bergabung ke Tilaco mengikuti iman Tilaco saat mengucapkan "iman tilaco-tilaco-tilaco untuk semua makhluk yang nyata dan ghaib di alam semesta ini".
Dengan menggunakan hak asasi pribadi saya sebagai manusia yang bernama (sebutkan nama), saya bersedia menjadi pengikut aliran kepercayaan terhadap kesempurnaan Tuhan yang maha esa Tilaco, selanjutnya diterima sebagai pengikut iman tilaco.
Para pengikut aliran ini juga dijanjikan akan merasakan kesempurnaan kebahagiaan selama hidup. Bahagia hingga 99 persen dan satu persen tidak bahagia. Selanjutnya 100 persen surga untuk semua pengikut, mengikuti iman tilaco yang mendapat surga tanpa hisab.
Para pengikutnya wajib mengikuti iman tilaco dan mengimplementasikan ajarannya sampai tahun 2120 dan bersedia mati bersama iman tilaco untuk menjadi penghuni surga.
Prioritas pengikut adalah para istri yang tergolong cantik jelita versi iman Tilaco. Pengikut juga tidak dibatasi. Siapapun yang berminat, dibolehkan.
Baca Juga:Polisi, Tentara dan Dukcapil Razia KTP di Pelabuhan Benoa Bali
Sulaiman juga sempat menceritakan pengalamannya pada draft tersebut. Ia mengaku sejak kecil hingga sekarang, Sulaiman menganut kepercayaan islam. Dulu ia sempat ikut tarekat khusus Khalwatia yang berlokasi di Leppakommai, Kabupaten Maros.
Pelajaran soal islam di Khalwatia menurutnya berbeda dengan syariat islam pada umumnya. Alirannya lebih ke tarekat, hakikat, dan mahrifat.
Sulaiman bahkan diajar bagaimana berkomunikasi langsung dengan Allah. Namun menurutnya, selama hidup 37 tahun ia merasa mendapat penolakan dari diri sendiri selama mempatenkan ajaran yang didapatnya di Khalwatia.
Namun, ia tidak pernah sekalipun sampai ke Arab Saudi, kota suci Mekkah yang diyakini tempat pelaksanaan Umroh dan Haji dalam Islam. Sehingga semua hal penolakan atau perlawanan dirasakannya di malam lailatul qadar yang muncul di bulan suci ramadan sejak tahun 2019 hingga sekarang.
Sejak 13 Mei, ia memilih keluar dari Islam. Setelah terlebih dahulu memastikan ikatan anti murtad dalam kalimat sahadat untuk bermahrifat ke aliran baru bernama Tilaco.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing