SuaraSulsel.id - Pengumuman ganti rugi pada keluarga korban disampaikan pemerintah Belanda, menyusul sebuah putusan pengadilan tahun ini yang memerintahkan negara untuk memberikan kompensasi kepada para janda dan anak-anak dari 11 laki-laki yang dibunuh di Sulawesi antara 1946 dan 1947.
Pemerintah Belanda akan membayar ganti rugi kepada anak-anak korban yang dieksekusi oleh pasukan kolonial semasa perang kemerdekaan Indonesia pada akhir 1940-an di wilayah Sulawesi.
Hakim-hakim Belanda juga sebelumnya menolak argumen pihak negara yang mengklaim bahwa kekerasan yang terjadi semasa perjuangan kemerdekaan Indonesia dari bekas penjajah itu sudah kadaluwarsa.
“Anak-anak yang bisa membuktikan ayah mereka adalah korban eksekusi seperti yang dijelaskan. Berhak menerima kompensasi,” kata Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok dan Menteri Pertahanan Ank Bijleveld, Senin (19/10/2020).
Baca Juga:Heboh Mahar Fantastis Wanita Sulsel, Beras 1 Ton hingga 2 Ekor Kuda
Kompensasi yang akan diberikan besarnya 5.000 euro atau sekitar Rp 86,7 juta, kata kedua menteri itu dalam sebuah surat kepada parlemen.
Namun, mereka yang mengklaim kompensasi harus memenuhi beberapa kriteria termasuk menyediakan bukti bahwa orang tua mereka betul-betul tewas dalam eksekusi itu dan bukti keturunan lewat surat-surat identitas.
Pengadilan-pengadilan Belanda sedang menyidangkan beberapa kasus lain terkait keluarga-keluarga yang meminta kompensasi atas kekejian yang dilakukan pasukan kolonial Belanda dalam ‘aksi pembersihan’ untuk menumpas para tentara pejuang kebebasan Indonesia.
Sedikitnya 860 laki-laki dibunuh oleh regu tembak, kebanyakan antara Desember 1946 dan April 1947 di Sulawesi, yang ketika itu disebut Celebes.
Pemerintah Belanda meminta maaf pada 2013 atas pembunuhan yang dilakukan tentara kolonial dan mengumumkan akan memberi kompensasi kepada para isteri yang ditinggalkan.
Baca Juga:Heboh Polisi Nikahi Wanita dengan Mahar Ratusan Juta, Kuda hingga Rumah
Awal Maret tahun ini, Raja Belanda Willem-Alexander telah meminta maaf atas “kekerasan berlebihan” semasa perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan.
Itu adalah ucapan maaf pertama yang disampaikan seorang anggota kerajaan Belanda.
Raja Willem yang turut didampingi Ratu Maxima menyampaikan permintaan maaf langsung kepada Presiden Jokowi dalam lawatannya ke Indonesia karena telah menjajah Indonesia di masa lalu. (VOA Indonesia)