Kondisi kelistrikan Sulsel saat ini surplus 400-600 MW. Juga akan semakin bertambah dengan hadirnya PLTU dan PLTA baru.
Pembangunan infrastruktur kelistrikan, kata Riasa, seperti pembangunan gardu induk pembangkit akan dapat dilaksanakan jika persoalan sosial dapat diselesaikan.
"Salah satunya bagaimana menghadapi kendala sosial yang ada di bawah. Baik dengan masyarakat atau dengan instansi lain maupun pihak swasta. Gubernur selalu menjadi penengah dan mediasi, membuat permasalahan mudah diselesaikan," ujarnya.
Sebagai upaya meningkatkan rasio elektrifikasi 100 persen di Sulawesi Selatan, PLN terus berkomitmen untuk mengalirkan listrik ke seluruh desa di tengah pandemi.
Baca Juga:Risiko Minum Kopi Pagi Hari dan Berita Hits Kesehatan Lainnya
Diantaranya Desa Letta terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang menjadi desa yang kini menerima aliran listrik PLN. Penantian 40 Tahun akhirnya bisa nikmati listrik 24 jam.
Nurdin Abdullah menyampaikan, terpenuhinya ketersediaan listrik sangat penting. Ini untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Termasuk masyarakat pulau dan daerah terpencil.
"Saya sudah siapkan anggaran untuk tarik kabel bawah laut. Jadi kita akan mulai dari Lae-lae," katanya.
Listrik juga sangat penting untuk perekonomian, demikian juga untuk investasi. Listrik merupakan salah satu pemicu agar investor tertarik berinvestasi.
Nurdin mengaku, Sulsel belajar dari pengalaman beberapa tahun sebelumnya, banyak yang ingin berinvestasi tetapi ketersediaan listrik tidak mencukupi.
Baca Juga:Tutup Sejak Maret, Sekolah di Turki Kembali Dibuka
"Kita punya pengalaman beberapa tahun lalu, orang mau investasi tetapi listrik tidak cukup," kata Nurdin.
Kelistrikan yang dikembangkan juga merupakan pembangkit listrik ramah lingkungan.