Muhammad Yunus
Senin, 13 Oktober 2025 | 16:05 WIB
Penyampaian gagasan dan penjaringan aspirasi untuk Bakal Calon Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026–2030 resmi berakhir di Zona E, yang meliputi rumpun ilmu teknik, Senin (13/10) [Suara.com/Unhas]
Baca 10 detik
  • Mempertemukan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dalam satu ruang dialog terbuka
  • Unhas memiliki potensi besar dari sisi sumber daya manusia, namun lemah dalam penerapan nilai
  • Para dosen juga menyoroti perlunya keselarasan pendanaan antar departemen

Hal ini penting agar pengembangan digitalisasi dan kegiatan akademik tidak terhambat oleh kondisi fisik bangunan yang menurun.

Dalam kesempatan lain, Prof. Erwin Ekaputra menyoroti ketimpangan antara pengembangan riset dan penambahan tenaga pengajar.

“Kontribusi Fakultas Teknik terhadap pendapatan universitas besar, tapi peningkatan jumlah dosen belum seimbang. Ini harus menjadi perhatian,” tegasnya.

Dari kalangan dosen muda, aspirasi berfokus pada kesempatan studi lanjut yang masih terbatas.

Mereka berharap universitas membuka kembali program studi lanjut bagi dosen untuk meningkatkan kualitas akademik.

Menariknya, Prof. Safaruddin mengusulkan perubahan orientasi visi Unhas agar tak lagi membatasi diri pada wilayah timur Indonesia.

“Sudah saatnya kita menargetkan menjadi universitas terbaik di Indonesia, bukan hanya di kawasan timur,” ucapnya disambut tepuk tangan peserta forum.

Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Teknik, Muhammad Rusman, mengingatkan agar pembukaan program studi baru selalu diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia.

Ia juga menyoroti kebutuhan anggaran pemeliharaan gedung yang memadai, mengingat usia Fakultas Teknik yang sudah 13 tahun.

Baca Juga: Suara Kritis dari Zona D Penjaringan Rektor Unhas: Kampus Hijau, UKT Adil, dan Dosen S3

“Siklus pengecatan bangunan seharusnya delapan tahun, tapi kami belum memiliki alokasi dana yang cukup,” jelasnya.

Dosen lainnya bahkan mengusulkan adanya tunjangan transportasi dan insentif khusus bagi dosen teknik, mengingat lokasi kampus yang jauh dan kompleksitas pengelolaan yang tinggi.

“Mengelola Fakultas Teknik ibarat mengelola satu universitas tersendiri,” ujar salah satu dosen.

Dari sisi mahasiswa, Fadil dari Program Studi Teknik Sistem Perkapalan mengangkat isu praktis seputar pemanfaatan fasilitas kampus.

Ia menilai biaya peminjaman ruang dan gedung masih terlalu tinggi serta belum ada standar yang jelas dalam sistem peminjaman fasilitas.

Fadil juga menyoroti kenyamanan ruang kuliah dan kualitas sarana pendukung seperti kursi dan pendingin ruangan, serta meminta adanya keseragaman aturan antar fakultas, termasuk dalam penerapan jam malam.

Load More