- Mempertemukan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dalam satu ruang dialog terbuka
- Unhas memiliki potensi besar dari sisi sumber daya manusia, namun lemah dalam penerapan nilai
- Para dosen juga menyoroti perlunya keselarasan pendanaan antar departemen
Hal ini penting agar pengembangan digitalisasi dan kegiatan akademik tidak terhambat oleh kondisi fisik bangunan yang menurun.
Dalam kesempatan lain, Prof. Erwin Ekaputra menyoroti ketimpangan antara pengembangan riset dan penambahan tenaga pengajar.
“Kontribusi Fakultas Teknik terhadap pendapatan universitas besar, tapi peningkatan jumlah dosen belum seimbang. Ini harus menjadi perhatian,” tegasnya.
Dari kalangan dosen muda, aspirasi berfokus pada kesempatan studi lanjut yang masih terbatas.
Mereka berharap universitas membuka kembali program studi lanjut bagi dosen untuk meningkatkan kualitas akademik.
Menariknya, Prof. Safaruddin mengusulkan perubahan orientasi visi Unhas agar tak lagi membatasi diri pada wilayah timur Indonesia.
“Sudah saatnya kita menargetkan menjadi universitas terbaik di Indonesia, bukan hanya di kawasan timur,” ucapnya disambut tepuk tangan peserta forum.
Sementara itu, Wakil Dekan Fakultas Teknik, Muhammad Rusman, mengingatkan agar pembukaan program studi baru selalu diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia.
Ia juga menyoroti kebutuhan anggaran pemeliharaan gedung yang memadai, mengingat usia Fakultas Teknik yang sudah 13 tahun.
Baca Juga: Suara Kritis dari Zona D Penjaringan Rektor Unhas: Kampus Hijau, UKT Adil, dan Dosen S3
“Siklus pengecatan bangunan seharusnya delapan tahun, tapi kami belum memiliki alokasi dana yang cukup,” jelasnya.
Dosen lainnya bahkan mengusulkan adanya tunjangan transportasi dan insentif khusus bagi dosen teknik, mengingat lokasi kampus yang jauh dan kompleksitas pengelolaan yang tinggi.
“Mengelola Fakultas Teknik ibarat mengelola satu universitas tersendiri,” ujar salah satu dosen.
Dari sisi mahasiswa, Fadil dari Program Studi Teknik Sistem Perkapalan mengangkat isu praktis seputar pemanfaatan fasilitas kampus.
Ia menilai biaya peminjaman ruang dan gedung masih terlalu tinggi serta belum ada standar yang jelas dalam sistem peminjaman fasilitas.
Fadil juga menyoroti kenyamanan ruang kuliah dan kualitas sarana pendukung seperti kursi dan pendingin ruangan, serta meminta adanya keseragaman aturan antar fakultas, termasuk dalam penerapan jam malam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Sulsel Sabet Penghargaan Terbaik I Swasti Saba Kabupaten Kota Sehat 2025
-
Ira Puspadewi: Terima Kasih Bapak Presiden Prabowo
-
Seluruh Rumah di Makassar Wajib Punya Tempat Pemilahan Sampah, Ini Alasannya!
-
Modus Licik Pengurus BAZNAS Enrekang Korupsi Dana Fakir Miskin, 4 Orang Tersangka
-
Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?