Muhammad Yunus
Rabu, 08 Oktober 2025 | 18:09 WIB
Senat Akademik Universitas Hasanuddin melanjutkan agenda Penjaringan Aspirasi dan Sosialisasi Bakal Calon Rektor Periode 2026–2030 di Zona C, Rabu 8 Oktober 2025 [Suara.com/Humas Unhas]
Baca 10 detik
  • Zona C Rumpun Ilmu-ilmu Kesehatan yang mencakup lima fakultas
  • RSGM dapat berkembang menjadi salah satu rumah sakit gigi terbaik di Indonesia
  • Hilirisasi riset akan berjalan baik jika data antarunit tersinkronisasi dan laboratorium dikelola secara profesional

SuaraSulsel.id - Senat Akademik Universitas Hasanuddin kembali melanjutkan agenda Penjaringan Aspirasi dan Sosialisasi Bakal Calon Rektor Periode 2026–2030.

Kali ini kegiatan menyasar Zona C Rumpun Ilmu-ilmu Kesehatan yang mencakup lima fakultas, yakni Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Keperawatan.

Pertemuan berlangsung pada Rabu (8/10) di Aula Fakultas Kedokteran Gigi, dipandu oleh Prof. Fathu Rahman, selaku moderator.

Dalam sesi penjaringan, sejumlah penanggap dari berbagai fakultas di Zona C menyampaikan pandangan, masukan, dan harapan terhadap arah kebijakan universitas ke depan.

Khususnya dalam mendukung penguatan akademik, tata kelola, dan daya saing Unhas.

Penanggap pertama, drg. Andi Tajrin, dari Fakultas Kedokteran Gigi, menyoroti potensi besar yang dimiliki Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unhas.

Ia menilai, dengan pengelolaan yang optimal, RSGM dapat berkembang menjadi salah satu rumah sakit gigi terbaik di Indonesia.

“RSGM memiliki peluang dan potensi luar biasa untuk terus ditingkatkan, sehingga mampu menjadi rumah sakit gigi terbaik di Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan pimpinan universitas terhadap program pembangunan sarana dan prasarana pembelajaran.

Baca Juga: Aspirasi untuk Bakal Calon Rektor Unhas: 'Kampus Berdampak' hingga Kemandirian Finansial

“Kami telah menyiapkan sejumlah program dan alokasi anggaran untuk penguatan infrastruktur pembelajaran. Harapannya, seluruh rencana ini dapat berjalan baik dengan dukungan dari pimpinan universitas,” tambahnya.

drg. Andi Tajrin menyoroti program pendidikan Spesialis 2 (Sp-2) yang telah menjadi unggulan FKG Unhas.

“Program Sp-2 kami saat ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Ke depan, kami ingin terus memperkuat dan memperluas pembukaan program Sp-2 lainnya,” jelasnya.

Penanggap berikutnya, Prof. Yusnita Rifai, dari Fakultas Farmasi, menyampaikan pentingnya penguatan sumber daya manusia melalui pengembangan kegiatan olah raga, sejalan dengan Asta Cita.

“Penguatan SDM berbasis olah raga penting dilakukan. Kami berharap Unhas dapat memiliki infrastruktur yang mendukung, seperti jogging track yang mengelilingi kampus, ramah bagi pejalan kaki, dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh sivitas akademika,” ungkapnya.

Selain aspek tersebut, Prof. Yusnita menyoroti kebutuhan perencanaan ulang tata ruang kampus untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas di area Pintu 1.

“Hasil benchmarking menunjukkan perlunya penataan kembali tata ruang agar sirkulasi lalu lintas di sekitar Pintu 1 lebih tertata,” jelasnya.

Prof. Yusnita juga menegaskan pentingnya perhatian terhadap hilirisasi hasil riset dan peningkatan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT).

“Hilirisasi riset perlu dikelola lebih baik agar hasil penelitian Unhas tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi juga memiliki nilai tambah ekonomi,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Citrakesumasari, dari Fakultas Kedokteran menyoroti pentingnya pemahaman yang tepat terhadap opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

“Perlu dipahami bahwa opini WTP hanya menggambarkan ketertiban administrasi keuangan, bukan berarti tidak ada potensi penyimpangan,” terangnya.

Ia juga menekankan pentingnya sinkronisasi data antara tingkat mikro dan makro di fakultas serta peningkatan tata kelola laboratorium.

“Hilirisasi riset akan berjalan baik jika data antarunit tersinkronisasi dan laboratorium dikelola secara profesional,” lanjutnya.

Selain itu, Prof. Citra mengusulkan agar sistem pembagian pendapatan di tingkat fakultas ditinjau kembali.

“Rasio pembagian 70:30 untuk jenjang studi perlu dikaji ulang agar lebih proporsional dan berkeadilan,” tegasnya.

Penanggap terakhir, Dr. Yulianti Syam, dari Fakultas Keperawatan, menyampaikan aspirasi agar fakultasnya dapat mengembangkan klinik yang memiliki fungsi ganda.

“Kami bermimpi memiliki klinik yang bukan hanya menjadi tempat pembelajaran mahasiswa, tetapi juga memberikan layanan kesehatan bagi sivitas akademika,” tuturnya.

Ia juga menyoroti potensi besar lulusan Fakultas Keperawatan yang telah mendapat pengakuan internasional.

“Banyak lulusan kami yang dilirik oleh institusi luar negeri. Ke depan, promosi lulusan program Ners dan Fisioterapi perlu lebih diperkuat agar dapat bersaing di tingkat global,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dr. Yulianti berharap dosen-dosen FKEP dapat lebih dioptimalkan dalam pelayanan di Rumah Sakit Unhas.

“Beberapa dosen kami telah terlibat dalam pelayanan, termasuk di bidang rekam medik. Ke depan, keterlibatan SDM FKEP di lini pelayanan rumah sakit perlu terus ditingkatkan,” pungkasnya.

Kegiatan ini menjadi bagian penting dari proses penjaringan aspirasi Senat Akademik Unhas.

Untuk menghimpun pandangan dan masukan dari berbagai fakultas sebagai dasar penguatan arah kebijakan universitas ke depan.

Load More