Muhammad Yunus
Selasa, 30 September 2025 | 11:47 WIB
Potret Tiara Andini saat berlibur ke Wisata Hiu Paus Gorontalo. [Instagram/tiaraandini]
Baca 10 detik
  • Pengembangan wisata hiu paus harus dilakukan tanpa mengganggu habitat alami satwa
  • Hiu paus merupakan salah satu hewan raksasa yang memiliki keistimewaan bagi wisatawan
  • Wisatawan bisa pula mencoba pengalaman unik seperti menaiki perahu transparan

SuaraSulsel.id - Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa meminta semua pihak untuk menjaga kelestarian hiu paus di Desa Botubarani, Gorontalo. Sebagai bagian dari upaya mengembangkan wisata berbasis alam yang berkelanjutan.

“Tentu perlu inovasi lain untuk mengembangkan desa wisata ini. Tidak hanya mengandalkan hiu paus, tetapi juga menghadirkan atraksi-atraksi baru agar wisatawan bisa merasakan berbagai pengalaman saat berkunjung,” kata Ni Luh sebagaimana dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa 30 September 2025.

Dalam audiensinya bersama masyarakat Desa Botubarani, Gorontalo pada Minggu (28/9), Ni Luh menekankan bahwa pengembangan wisata hiu paus harus dilakukan tanpa mengganggu habitat alami satwa laut langka tersebut.

Keberadaan hiu paus adalah daya tarik utama Botubarani sejak pertama kali muncul di perairan sekitar pada tahun 2016.

Hiu paus merupakan salah satu hewan raksasa yang memiliki keistimewaan bagi wisatawan, karena bisa dilihat dari jarak dekat bahkan dari bibir pantai.

Wisatawan juga dapat menyaksikannya lebih dekat dengan perahu nelayan atau paddleboard.

Wisatawan bisa pula mencoba pengalaman unik seperti menaiki perahu transparan, di mana wisatawan bisa berfoto dengan bantuan pesawat tanpa awak (drone).

Sehingga posisi hiu paus terlihat jelas dari atas.

Namun potensi besar ini sekaligus menghadirkan tantangan, terutama dalam menjaga kenyamanan hiu paus dan kelestarian habitatnya.

Baca Juga: Nomor WA Lapor Pelanggaran di Lokasi Wisata Ekstrem Indonesia

Seiring peningkatan jumlah wisatawan. Ni Luh menyampaikan seluruh pengalaman itu hanya bisa terjaga jika semua pihak mengedepankan prinsip konservasi.

Kementerian Pariwisata dalam hal ini terus berkoordinasi lebih lanjut dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango.

Dalam merumuskan langkah konkret pengelolaan wisata hiu paus yang berkelanjutan, tanpa mengganggu habitat alami spesies langka tersebut.

Kementerian Pariwisata juga mengajak wisatawan untuk menjadi bagian dari upaya pelestarian. Dengan selalu berperilaku bertanggung jawab saat menikmati atraksi hiu paus, mulai dari menjaga jarak aman, tidak memberi makan langsung, hingga tidak mencemari laut.

Masyarakat dan pemerintah daerah diminta agar menciptakan atraksi tambahan sehingga Botubarani tidak hanya bergantung pada hiu paus sebagai satu-satunya daya tarik wisata.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Botubarani Wahab Matoka menambahkan kemunculan hiu paus telah membawa perubahan nyata bagi kehidupan masyarakat setempat.

Pariwisata kini dikelola secara mandiri oleh warga.

“Kami ingin wisata di sini berbeda dari Bali, tetapi jumlah pengunjungnya bisa setara dengan Bali,” kata Wahab.

Ia juga berharap Kemenpar dapat membantu pengadaan rumpon plankton sebagai penunjang ekosistem laut dan berfungsi sebagai feeding ground yang bermanfaat tidak hanya untuk hiu paus, tetapi juga berbagai spesies ikan lain.

“Dengan banyak plankton, hiu paus akan lebih sering datang, sehingga wisatawan selalu bisa melihatnya,” ujar Wahab.

Selain bertemu masyarakat Desa Botubarani, Ni Luh juga mengunjungi Desa Wisata Religi Bubohu Bongo untuk membahas pengembangan destinasi setempat serta meninjau fasilitas toilet bersih di Pantai Dulanga yang didukung oleh Kementerian Pariwisata.

Load More