Muhammad Yunus
Selasa, 23 September 2025 | 19:37 WIB
Kolase foto: Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mendatangi lokasi tawuran antar kelompok warga dan rumah yang terbakar di lokasi tawuran, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Selasa 23 September 2025 [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Baca 10 detik
  • Sejumlah rumah dan kendaraan warga dibakar
  • Empat warga terluka terkena anak panah di Kecamatan Tallo, Kota Makassar
  • Polisi curiga ada aktor intelektual yang membiayai bentrokan

SuaraSulsel.id - Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Polisi Arya Perdana menginstruksikan jajarannya menindak tegas.

Pelaku bentrok antarkelompok pemuda yang terjadi beberapa hari terakhir. Hingga melukai empat warga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

"Diduga ada aktor intelektualnya, ini kami dalami. Tim intelijen sudah ke sana. Kami semaksimal mungkin bisa menangkap pelaku-pelakunya. Tapi, ada masih di bawah umur ini ikut. Kami (kalau ditangkap) akan berlakukan peradilan anak," katanya di Makassar, Selasa 23 September 2025.

Bentrok antarkelompok pemuda tersebut tersebar di Jalan 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo dan Jalan Layang, wilayah Kecamatan Tallo.

Bentrokan itu berlangsung sejak Sabtu (20/9) malam dan sempat jeda, tetapi kembali terjadi hingga Selasa (23/9) sore.

Akibat bentrokan tersebut, empat orang terluka terkena anak panah, fasilitas umum di rusak, dan satu unit sepeda motor dibakar.

Informasi terbaru, salah satu rumah warga turut dibakar pelaku, sementara pemadam kebakaran kesulitan menembus lokasi.

Saat ini lokasi bentrokan sudah terkendali. Setelah petugas kepolisian berhasil membubarkan mereka secara paksa, meski para pelakunya sudah membakar salah satu rumah warga setempat.

Kapolrestabes menegaskan jajarannya telah turun memetakan aktor di balik bentrok antarkelompok tersebut.

Baca Juga: Kronologi Bek PSM Makassar Victor Luiz Diduga Aniaya Pengendara di Jalan Raya

Diduga ada orang membiayai, apalagi menggunakan ratusan petasan yang harganya cukup mahal saat bentrok.

"Kami petakan siapa-siapa saja aktor intelektualnya. Karena ini tidak mungkin tidak ada yang membiayai. Petasan ini nilainya bisa Rp1 jutaan dan kalau ditembakkan sampai 20 kali, itu harganya bisa puluhan juta," ungkap Arya.

Terkait penggunaan busur dan anak panahnya, bom molotov hingga senapan angin dalam bentrokan itu, Arya menambahkan pihaknya sedang melakukan pendalaman.

Ia juga menduga kuat ada orang-orang tertentu di balik kejadian itu dan ingin membuat kekacauan serta mengganggu stabilitas keamanan.

"Untuk senapan angin ini didapatnya dari mana, kami masih mendalami. Dugaannya ada orang-orang yang memang ingin membuat situasi di Makassar menjadi chaos (rusuh) dan tidak aman," ujarnya.

Ia menjelaskan pihaknya bersama tokoh masyarakat sebelumnya telah mendiskusikan permasalahan tersebut, meski diketahui ada konflik lama sejak tahun 1989 silam.

Load More