- Aliansi Pemerhati Kesehatan Sulsel menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulsel
 - Para nakes yang sudah bertahun-tahun mengabdi mengaku masih berstatus sukarela
 - Mereka mengecam adanya praktik nepotisme dan dugaan mafia data dalam pengelolaan tenaga kesehatan
 
SuaraSulsel.id - Puluhan tenaga kesehatan perempuan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis, 18 September 2025 siang.
Mereka yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Kesehatan Sulsel itu menutup sebagian jalan menuju arah Perintis Kemerdekaan.
Aksi yang dilakukan para ibu-ibu ini membuat arus lalu lintas macet total di salah satu jalur tersibuk Kota Makassar tersebut.
Para demonstran membawa spanduk berisi beragam tulisan protes.
Di antaranya bertuliskan: "Nakes Berduka", "Saat Pandemi Kami Hampir Mati, Sekarang Dimatikan oleh Birokrasi" hingga "Belasan Tahun Mengabdi, Masa Jadi Sukarela Abadi".
Seruan itu menggambarkan kekecewaan mendalam para tenaga kesehatan atau nakes yang sudah bertahun-tahun mengabdi. Sayangnya mereka masih berstatus sukarela tanpa kepastian masa depan.
Dalam pernyataan sikap, para nakes menegaskan bahwa ribuan tenaga kesehatan di Sulawesi Selatan selama ini bekerja tanpa status yang jelas, tanpa perlindungan yang layak, dan tanpa penghargaan yang setimpal.
Banyak di antara mereka bahkan tidak terdata dalam pangkalan Badan Kepegawaian Negara (BKN), meski telah puluhan tahun bekerja di puskesmas, rumah sakit, hingga fasilitas kesehatan milik pemerintah.
Masalah diperparah dengan adanya nepotisem dan mafia data di pelayanan kesehatan.
Baca Juga: Provokator Pembakaran Gedung DPRD Makassar dan Sulsel Ditangkap
"Ironisnya, praktik nepotisme, pilih kasih, hingga dugaan mafia data membuat kami semakin terpuruk," kata salah satu perwakilan nakes dalam orasinya.
"Kami ini garda terdepan, tapi hak-hak kami tidak pernah dipenuhi," lanjutnya.
Mereka menyebut kondisi ini mencederai rasa keadilan dan merendahkan martabat profesi tenaga kesehatan. Padahal, saat pandemi Covid-19, mereka berada di barisan terdepan untuk menyelamatkan nyawa masyarakat.
Tuntutan Nakes
Dalam aksi tersebut, para nakes menyampaikan sejumlah tuntutan yang ditujukan kepada Gubernur Sulsel dan DPRD Sulsel.
Berikut poin-poin utama yang mereka suarakan:
1. Kepastian Status
Mereka mendesak agar seluruh tenaga kesehatan yang sudah lama mengabdi, namun belum terdata di BKN segera diperjuangkan statusnya.
Minimal, mereka diangkat sebagai pegawai paruh waktu atau PPPK sesuai regulasi terbaru.
2. Upah Layak
Para nakes menuntut pemerintah menjamin gaji, insentif, dan tunjangan sesuai ketentuan, sekurang-kurangnya mengacu pada UMR/UMK dan Undang-Undang Ketenagakerjaan.
3. Bersihkan Nepotisme dan Mafia Data
Gubernur, DPRD, dan Inspektorat Sulsel juga didesak segera memberantas praktik nepotisme, pilih kasih, dan mafia data yang diduga marak dalam pengelolaan tenaga kesehatan.
4. Pansus DPRD
Mereka meminta DPRD Sulsel membentuk panitia khusus atau mengeluarkan rekomendasi resmi untuk memastikan persoalan tenaga kesehatan di Sulsel terselesaikan secara adil.
5. Hak Tenaga Kesehatan Pangkep
Pemerintah diminta memperjuangkan kembali hak tenaga kesehatan di Kabupaten Pangkep yang pernah mengikuti tes PPPK tahap I dan II, tetapi hingga kini belum masuk pendataan pegawai paruh waktu.
6. Hentikan Pemecatan Sepihak
Aliansi menuntut pemerintah mengembalikan tenaga kesehatan yang telah diberhentikan secara sepihak.
Baik di rumah sakit lingkup provinsi maupun kabupaten/kota. Mereka juga meminta jaminan agar tidak ada lagi pemecatan sewenang-wenang.
7. Stop Perekrutan Honorer Baru
Mereka menolak perekrutan tenaga honorer di bawah naungan Pemprov Sulsel dan meminta pemerintah kabupaten/kota melakukan hal serupa.
8. Perlindungan Pegawai BLUD
Aliansi pun meminta Gubernur dan DPRD Sulsel untuk memastikan seluruh pegawai BLUD rumah sakit lingkup provinsi dan kabupaten/kota mendapat upah sesuai standar UMR/UMK.
Begitu pun dengan kabupaten dan kota karena hal tersebut sudah diatur dalam perundang-undangan ketenagakerjaan.
Mereka berharap, pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap nasib ribuan nakes yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Pandji Pragiwaksono Minta Maaf ke Masyarakat Toraja, Siap Jalani Proses Hukum
 - 
            
              BREAKING: Rektor UNM Diberhentikan! Menteri Turun Tangan Usut Kasus Pelecehan
 - 
            
              Semua Wilayah Sulsel Rawan Banjir? BPBD Ungkap Fakta Mengejutkan!
 - 
            
              Pengusaha Makassar Laporkan Wakil Wali Kota ke Polisi, Ini Kasusnya
 - 
            
              Komentar 3 Calon Rektor Unhas Usai Pemilihan, Siapa Bakal Taklukkan MWA?