Justru, lanjutnya, banyak tenaga perbankan yang kini dialihkan atau ditingkatkan kapasitasnya untuk mengelola layanan digital, analisis data, keamanan siber, dan pengembangan aplikasi keuangan.
Muchlasin menyebut, fenomena menjadi peluang, sekaligus tantangan bagi pelaku industri jasa keuangan, termasuk di daerah.
Di satu sisi, bank dituntut untuk lebih inovatif dalam merespons kebutuhan pasar. Tetapi di sisi lain, pemerintah dan regulator seperti OJK harus memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dari arus digitalisasi ini.
"Literasi dan inklusi keuangan tetap jadi prioritas kami. Jangan sampai transformasi digital ini justru menciptakan kesenjangan baru, terutama bagi masyarakat di wilayah pelosok yang belum sepenuhnya tersentuh teknologi," ujarnya.
Dengan laju perubahan yang terjadi saat ini, OJK memperkirakan dalam beberapa tahun ke depan, jumlah kantor fisik bank kemungkinan akan terus mengalami penyusutan secara bertahap, terutama di kota-kota besar seperti Makassar, Parepare, dan Palopo.
Namun, kantor fisik tidak akan sepenuhnya hilang. Beberapa fungsi utama seperti konsultasi keuangan, layanan prioritas, hingga penanganan sengketa atau dokumen hukum masih akan membutuhkan kehadiran fisik.
Untuk itu, pihaknya terus mendorong kolaborasi antara perbankan, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan literasi keuangan digital. Khususnya bagi pelaku UMKM, petani, nelayan, dan masyarakat desa.
OJK juga aktif mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dalam menggunakan layanan digital. Edukasi terkait keamanan data, phishing, hingga penipuan online juga menjadi bagian penting dari transisi ini.
Secara nasional, berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis OJK, jumlah kantor bank mengalami penurunan signifikan dari 24.243 pada bulan Maret 2024, menjadi 23.734 pada bulan Maret 2025.
Baca Juga: Raih Penghargaan, BRI Buktikan Mampu Membangun Ketahanan Pangan Berbasis Komunitas
Artinya, jumlah kantor dari seluruh bank di Indonesia telah berkurang 509 unit dalam setahun.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Rp100 Ribu per Tabung! Untung Besar Pengoplos Gas Subsidi di Gowa
-
Cek Fakta: Viral Beras SPHP Meledak Saat Dimasak, Benarkah Plastik?
-
'Saat Pandemi Kami Hampir Mati, Sekarang Dimatikan Birokrasi': 8 Tuntutan Nakes Sulsel
-
Siapa Layak Pimpin Unhas? UGM Uji Kemampuan 6 Bakal Calon Rektor
-
Aplikasi Ini Bikin Warga Sulsel Lebih Mudah Akses Produk Hukum?