Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 20 Maret 2025 | 16:09 WIB
Ilustrasi ChatGPT umat Muslim memasuki masjid untuk melaksanakan ibadah Itikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadan [SuaraSulsel.id/Muhammad Yunus]

SuaraSulsel.id - Ramadan akan segera memasuki fase terakhir. Sepuluh malam terakhir di bulan suci ini adalah waktu yang paling istimewa bagi umat Islam.

Pada malam-malam ini, terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar.

Oleh karena itu, banyak umat Islam yang memanfaatkannya dengan beritikaf di masjid, yaitu berdiam diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Agar itikaf dapat dilakukan dengan khusyuk dan maksimal, persiapan yang matang sangatlah penting.

Baca Juga: Masjid Al Markaz Hadirkan Muballigh Berbahasa Daerah di Ramadan 1446 H

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan sebelum memulai itikaf di sepuluh hari terakhir Ramadan.

1. Niat dan Pemahaman tentang Itikaf

Sebelum melaksanakan itikaf, seorang muslim harus memahami makna dan tujuan dari ibadah ini.

Itikaf bukan sekadar berdiam diri di masjid, tetapi juga sebuah bentuk ibadah yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam Al-Qur’an, itikaf disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 187, yang menegaskan bahwa itikaf dilakukan di masjid.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Kabupaten Maros dan Sekitarnya, Minggu 9 Maret 2025

Rasulullah SAW sendiri rutin melakukan itikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadan, sebagaimana dalam hadis:

"Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata: Rasulullah SAW selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan." (Muttafaq ‘Alaih)

Dengan memahami esensi itikaf, seseorang bisa menjalankannya dengan lebih baik, bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan sebagai momen spiritual yang mendalam.

2. Memilih Masjid yang Nyaman

Itikaf harus dilakukan di masjid, baik masjid jami’ (masjid yang digunakan untuk salat Jumat) maupun masjid biasa.

Namun, untuk memudahkan ibadah, sebaiknya memilih masjid yang:

- Nyaman dan bersih
- Memiliki fasilitas memadai (toilet, tempat wudhu, listrik)
- Suasananya kondusif untuk ibadah
- Memiliki program i’tikaf yang baik (kajian, tadarus, dan lain-lain)

Beberapa masjid juga menyediakan makanan sahur dan berbuka bagi peserta itikaf.

Sehingga lebih memudahkan dalam menjalankan ibadah tanpa harus mencari makanan di luar.

3. Menyiapkan Perlengkapan Itikaf

Agar itikaf berjalan dengan nyaman dan lancar, pastikan membawa perlengkapan yang dibutuhkan, seperti:

Perlengkapan ibadah:
- Al-Qur’an
- Buku doa atau dzikir
- Sajadah dan sarung

Keperluan pribadi:
- Pakaian yang nyaman
- Jaket atau selimut (karena malam bisa dingin)
- Sandal dan kantong plastik untuk menyimpan sandal

Makanan dan minuman:
- Air minum
- Makanan ringan atau buah untuk sahur dan berbuka

Perlengkapan tidur:
- Bantal kecil atau alas tidur ringan (jika diperbolehkan)

Gadget secukupnya:
- Powerbank untuk mengisi daya ponsel (jika dibutuhkan)
- Headset untuk mendengarkan kajian tanpa mengganggu orang lain

Dengan membawa perlengkapan yang cukup, itikaf bisa dijalani dengan lebih nyaman tanpa harus sering keluar dari masjid.

4. Menyelesaikan Urusan Sebelum Itikaf

Sebelum memasuki masa itikaf, ada baiknya menyelesaikan urusan duniawi agar lebih tenang dan fokus beribadah.

Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:

- Mengatur pekerjaan atau tugas agar tidak terganggu selama i’tikaf
- Memberitahukan keluarga atau teman jika akan menjalankan i’tikaf
- Membayar utang atau kewajiban lain yang mendesak
- Menyediakan makanan atau keperluan rumah bagi keluarga yang ditinggalkan

Semakin sedikit distraksi yang ada, semakin maksimal ibadah itikaf yang bisa dilakukan.

5. Menentukan Amalan Selama Itikaf

Agar waktu selama itikaf tidak terbuang sia-sia, sebaiknya membuat jadwal ibadah yang jelas.

Beberapa amalan yang dianjurkan selama itikaf adalah:

-Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an

Cobalah untuk menyelesaikan target tertentu, misalnya membaca 1 juz per hari.

-Banyak berdzikir dan berdoa

Gunakan waktu untuk beristighfar, membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan shalawat.

Salat malam dan salat sunnah

Selain salat wajib, maksimalkan dengan tahajud, witir, dan salat sunnah lainnya.

Mempelajari ilmu agama

Bisa melalui kajian di masjid, membaca buku Islami, atau mendengarkan ceramah dari ulama terpercaya.

6. Menjaga Niat dan Kesungguhan

Itikaf bukan sekadar tidur di masjid atau sekadar mencari suasana baru, tetapi benar-benar memanfaatkan waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga niat tetap lurus.

Hindari:
- Banyak mengobrol tentang hal duniawi
- Bermain gadget tanpa tujuan ibadah
- Bergosip atau membicarakan orang lain
- Tidur berlebihan sehingga waktu ibadah terbuang

Jika niat dan kesungguhan tetap terjaga, insyaAllah itikaf akan membawa ketenangan hati dan keberkahan.

Itikaf di sepuluh hari terakhir Ramadan adalah kesempatan emas untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal ibadah.

Dengan persiapan yang baik—baik dari segi niat, perlengkapan, pemilihan masjid, hingga pengaturan waktu ibadah itikaf dapat dijalani dengan maksimal dan penuh kekhusyukan.

Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menjalankan i’tikaf dengan baik dan mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar. Aamiin.

Load More