Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 20 Juni 2024 | 13:32 WIB
Ketua Partai NasDem Sulawesi Selatan Rusdi Masse [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi sudah dideklarasikan Partai NasDem untuk maju bertarung pada Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2024.

Partai yang dipimpin Surya Paloh itu merupakan satu-satunya parpol yang bisa mengusung pasangan calon sendiri tanpa harus menjajaki koalisi.

Lantas bagaimana dengan koalisi partai politik di Pilgub Sulsel?

Saat ini komposisi kursi di DPRD Sulsel sebagai berikut. NasDem berhasil menjadi pemenang Pileg di Sulsel dengan mengamankan 17 kursi. Disusul Golkar 14 kursi, Gerindra 13 kursi, PPP 8 kursi dan PKB 8 kursi.

Baca Juga: Kontroversi dan Kalkulasi Politik, Siapa Diusung Gerindra di Pilgub Sulsel?

Selanjutnya PKS 7 kursi, Demokrat 7 kursi, PDIP 6 kursi, PAN 4 kursi dan Hanura 1 kursi.

Pengamat Politik Universitas UIN Alauddin Makassar Prof Firdaus Muhammad mengatakan peta koalisi parpol di pilkada Sulsel 2024 masih dinamis. Namun, kemungkinan besar koalisi di pemilu presiden (pilpres) bubar di Sulsel.

Misal, NasDem yang berseberangan dengan Gerindra di Pilpres lalu. Maka di Pilkada Sulsel kedua parpol ini terbuka lebar berkoalisi.

Kata Firdaus, jika NasDem sudah resmi mengeluarkan rekomendasi format B1 KWK untuk Andi Sudirman, maka besar kemungkinan koalisi NasDem-Gerindra terjadi di Pilgub Sulsel.

"Karena tidak sulit bagi Amran Sulaiman--saudara Andi Sudirman--untuk berkomunikasi dengan Gerindra. Dia berjasa membantu pemenangan Prabowo kemarin. Jika Amran ingin power kuat, maka bisa saja ciptakan koalisi Gerindra dan NasDem," ujarnya.

Baca Juga: Bertemu Empat Mata, Danny Pomanto dan Indah Putri Segera Deklarasi?

Kondisi ini didukung dengan kedekatan antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Prabowo. Kata Firdaus, ini memudahkan komunikasi untuk menjajaki koalisi.

"Apalagi partai yang paling diperhitungkan saat ini adalah Gerindra. Gerindra itu partai penguasa sekarang ini. Di DPRD Sulsel juga pemenang ketiga," sebutnya.

Dengan nilai tawar yang tinggi itu Gerindra tentu ingin mengusung pula kadernya. Entah jadi 01 atau 02.

Saat ini nama ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Aras mulai muncul ke permukaan publik. Anggota komisi V DPR RI itu bahkan sudah bertemu dengan sejumlah figur seperti Danny Pomanto dan Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo.

Namun, kata Firdaus, elektabilitas Andi Iwan masih jauh dibawah figur lainnya.

"Rela ga Andi Iwan mempersilahkan kendaraannya ke penumpang luar?. Ini bisa saja terjadi Andi Iwan tidak maju, tapi dapat tempat bergengsi di DPR. Misal ditawari ketua komisi atau wakil ketua DPR, daripada jadi calon kepala daerah yang masih harus bertaruh nasib," jelasnya.

Firdaus menambahkan jika NasDem dan Gerindra bersatu, maka Golkar juga kemungkinan besar merapat. Ia menilai Golkar dan Gerindra saat ini sulit terpisahkan.

"Nah, kalau NasDem, Gerindra dan Golkar bersatu, maka ini sulit bagi partai lain. Bisa jadi Pilgub Sulsel head to head dan ada nama yang selama ini muncul itu gugur. Makanya Pilgub Sulsel ini sangat bergantung pada siapa yang bisa tembus ke Prabowo," jelasnya.

Namun, menurutnya semua akan tergantung pada dinamika politik hingga hari terakhir pendaftaran. Bisa saja partai lain seperti Demokrat, PDIP, PKB dan PKS membentuk poros baru untuk melawan NasDem dan Gerindra.

"Politik di Sulsel ini masih sangat cair. Boleh jadi yang sering dibicarakan malah hilang, ada juga yang tidak pernah dibicarakan muncul dan kita selalu punya pengalaman seperti itu. Seperti Andi Sudirman Sulaiman dulu, siapa yang bicarakan dia. Orang tidak kenal. Nanti daftar di KPU baru dibicarakan," ucapnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More