SuaraSulsel.id - Supriyadi, petani asal Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mengaku tidak kebagian pupuk subsidi tahun ini. Ia dan puluhan orang lainnya tidak terinput dalam sistem penerima manfaat.
Hal tersebut diungkapkan Supriyadi saat bertemu dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di kantor Gubernur Sulsel, Senin, 27 Mei 2024.
"Kami ada 40 orang di kelompok tani tidak dapat pupuk sama sekali tahun ini. Kebetulan saya ketua kelompok tani dan sepanjang tahun 2024 ini sama sekali tidak dapat," keluhnya.
Supriyadi mengaku heran namanya dan 39 orang anggota kelompok tani lainnya dikeluarkan dari penerima manfaat. Padahal ia bertetangga kampung dengan Amran Sulaiman.
Baca Juga: Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia: JK dan Amran Sulaiman Kurang Harmonis
"Katanya tidak terinput datanya. Jadi kami tanam padi dan jagung disitu tidak pakai pupuk, pak. Padahal luas lahan semuanya itu kurang lebih 25 hektare," keluhnya.
Masalah lain adalah harga pupuk yang dijual distributor lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
Petani asal Jeneponto, Rais juga mengungkap persoalan lain soal pupuk. Ia mengatakan banyak distributor di kabupaten yang memainkan harga.
"Banyak yang jual Rp130 ribu sampai Rp150 ribu di desa. Padahal harusnya hanya Rp115 ribu," sebutnya.
Rais bahkan membeberkan tiga nama distributor yang diduga culas. Mereka juga sudah mengeluhkan masalah ini ke DPRD Sulsel, tapi tak ada solusi.
Baca Juga: KPK Akan Periksa Keluarga SYL Terkait Penyidikan TPPU
Cabut Izin Distributor
Hal tersebut membuat Menteri Pertanian, Andi Amran hanya bisa geleng-geleng kepala. Amran meminta General Manager Pupuk Indonesia untuk mencabut langsung izin distributor yang dimaksud.
"Pak Irjen, minta tolong temui Kapolda dan Kajati Sulsel. Yang pasang harga Rp150 itu juga cabut izinnya," tegasnya.
Kata Amran, alokasi pupuk subsidi setiap tahunnya terus naik. Untuk tahun 2024, alokasinya sebesar Rp53,3 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya Rp26,1 triliun.
Sementara, bantuan pupuk subsidi untuk Sulawesi Selatan mencapai Rp4,8 triliun, yang sebelumnya hanya Rp2,3 triliun.
Dengan besaran alokasi tersebut, Amran berharap agar distributor tidak memainkan harga. Ia menegaskan pihaknya sudah bekerjasama dengan Polri dan Kejaksaan untuk masalah ini.
"Disaat petani susah, mereka bermain. Petani jangan kau sakiti ya. Hati-hati," tegasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Jangan Cekik Petani-petani Kita, Pesan Tegas Prabowo untuk Pengusaha
-
Berkat PNM, Anak Petani Bawang Bisa Berangkat ke Korea
-
Canggih! Petani di Desa Jatiluwih Bali ini Bertani dengan Drone
-
Peringatkan Pengusaha Penggilingan Padi, Prabowo: Jangan Korbankan Petani
-
Impor, Regulasi, dan Janji Manis: Nasib Petani yang Terus Terpinggirkan
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Kondisi Terkini Mira Hayati di Rumah Tahanan Kelas I Makassar
-
Andalan Hati Cetak Lima Sejarah Baru di Pilgub Sulsel 2024
-
BRI Komitmen Membantu UMKM untuk Ekspor dalam Skala Kecil hingga Menengah
-
BREAKING NEWS: Stadion Sudiang Makassar Batal Dibangun Tahun Ini
-
Bupati Terpilih Tana Toraja Terjang Banjir Maros: "Olahraga Sebelum Pelantikan"