SuaraSulsel.id - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin melakukan kunjungan kerja sekaligus menanam pisang cavendish dan sukun di Desa Mattiro Walie, Kecamatan, Bontocani, Kabupaten Bone, Selasa, 5 Desember 2023.
Dalam kunjungan kerjanya, Bahtiar mengajak seorang pengusaha asal Korea, bernama Mr. Lee.
Kata Bahtiar, Mr Lee adalah sahabat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan kenal akrab dengan Presiden RI Joko Widodo.
"Minggu lalu, Mr Lee ini baru pulang dari Amerika sama Presiden. Jadi beliau temannya pak Jokowi, saya (juga) temannya dia," kata Bahtiar di hadapan warga.
Baca Juga: 4 Masalah Nelayan Sulawesi Selatan Diungkap Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin
Namun, ternyata ada kondisi yang membuat Mr Lee kurang nyaman hingga curhat ke Pj Gubernur. Soal jarak ke desa Mattiro Walie yang sangat jauh, hingga infrastruktur jalanan yang rusak parah.
"Pas di mobil, dia (Mr Lee) bertanya, ini jalanan pintas kah?, saya jawab tidak. Ini jalanan satu-satunya. Di korea tidak ada jalanan (rusak) seperti ini," kelakar Bahtiar.
Mr Lee pun meminta Bahtiar untuk sebaiknya membuat jalan tol. Namun, pas mengecek handphone miliknya, ternyata jaringan seluler Mr Lee juga terputus.
"Dia bilang, bikin jalan tol di sini, saya bilang ok. Pas dia lihat HP-nya, tidak ada sinyal. Jadi dia bilang sinyal saja dulu kalau begitu," tutur Bahtiar menirukan percakapannya dengan Mr Lee.
Tak hanya Mr Lee. Seorang guru bernama Hasbih di desa itu juga curhat masalah yang sama.
Baca Juga: Bahtiar Baharuddin Tinjau Pendeteksi Dini Tsunami di Kabupaten Takalar
Hasbih adalah guru SMPN 1 Bontocani. Ia mengeluhkan tidak adanya jaringan di desa tersebut.
"Kalau jadwal ujian, kami harus numpang di sekolah lain. Harus ke Camba. Jadi yang kami minta hanya satu, tolong jaringan," kata Hasbih.
Masalah lain karena tidak adanya SMA/SMK di kecamatan tersebut. Sehingga saat siswa tamat SMP, mereka terpaksa putus sekolah.
Hasbih berharap Pemprov membangun kelas jauh di kecamatan Bontocani. Ini untuk menekan angka putus sekolah yang semakin tinggi.
"Kalau anak-anak mau melanjutkan sekolah ke SLTA sangat jauh jaraknya, makanya angka putus sekolah di sini tinggi sekolah. Kami minta kelas jauh untuk SLTA," tegasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Ini Syarat Baru Masuk SMAN Unggulan di Kota Makassar
-
5 Link Saldo Dana Kaget, Bisa Klaim Hingga Ratusan Ribu Rupiah
-
10 Langkah Pendirian Koperasi Merah Putih di Desa dan Kelurahan
-
Menpora & Gubernur Sulsel 'Ngopi' Bahas Stadion Sudiang! Proyek Mangkrak atau Lanjut?
-
Hari Kebangkitan Nasional, BRI Terus Perkuat Ekonomi Desa dan UMKM Sebagai Langkah Konkret