SuaraSulsel.id - Daeng Sabir, warga Buakana, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar terkurung tembok setinggi lima meter. Akses jalan ke rumahnya ditutup oleh pengurus masjid.
Sudah tiga hari, Daeng Sabir dan keluarganya terpaksa harus memanjat tembok menggunakan tangga bambu jika ingin keluar. Padahal di rumah itu ada dua orang lansia dan anak bayi.
Camat Rappocini Aminuddin mengaku sudah memerintahkan lurah dan ketua RT setempat untuk mendatangi dan melihat langsung kondisi rumah Daeng Sabir. Akses jalan keluar masuk ke rumah itu memang ditembok oleh pengurus masjid Nurul Azis.
"Sudah tiga hari ditutup oleh pengurus masjid. Bu Lurah juga sudah datangi pemilik yayasan masjid itu tapi tidak ada di rumahnya," kata Aminuddin saat dikonfirmasi, Rabu, 30 Agustus 2023.
Aminuddin mengatakan akan melakukan mediasi antara pemilik rumah dan pengurus yayasan masjid. Ia akan meminta agar pengurus masjid bisa terketuk hatinya membuka akses kepada satu kepala keluarga itu.
Jika ingin keluar, kata Aminuddin, Daeng Sabir dan keluarganya harus memanjat tembok tinggi dan melewati dinding rumah warga. Tentunya cukup berisiko atas keselamatan warga.
"Besok kita undang untuk dimediasi karena cukup berisiko kalau mau harus manjat tembok tinggi, apalagi harus lewati dinding rumah warga. Sampai malam ini jalan warga itu masih tertutup, besok kita carikan solusi," tutur Aminuddin.
Istri Daeng Sabir, Santi mengaku satu-satunya akses jalan ke rumahnya selama ini hanya lewat samping masjid. Namun sudah tiga hari jalan itu dicor oleh pengurus masjid.
"Di situ kami selalu lewat. Ada jalan sedikit tapi sudah ditutup," keluhnya.
Baca Juga: Tanggapi Wiljan Pluim Mangkir Latihan PSM, Ini Kata Bernardo Tavares
Ia mengaku sudah memohon belas kasihan ke pengurus masjid. Namun tidak dihiraukan.
Alasannya karena bukan jalan umum. Jalan ke rumah Santi juga dianggap merusak pemandangan.
"Katanya merusak pemandangan dan bukan jalanan umum jadi mereka tutup," ungkapnya.
Sudah tiga hari ini, kata Santi, terpaksa ia harus memanjat tembok tetangganya. Hal tersebut terpaksa ia lakukan karena harus beraktivitas di luar rumah.
Santi berprofesi sebagai tukang cuci baju. Sementara, suaminya adalah buruh harian lepas.
Ia berharap ada perhatian pemerintah akan masalah tersebut. Termasuk belas kasihan dari pengurus masjid yang menutup akses jalan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Hutan Lindung Tombolopao Gowa Gundul Diduga Akibat Ilegal Logging
-
61 Ribu Bibit 'Emas Hijau' Ditebar di Sulsel
-
Kisah Kelam 11 Desember: Westerling Sang Algojo Muda yang Menewaskan 40.000 Jiwa di Sulawesi Selatan
-
BRI Dorong Akses Keuangan di Daerah Terpencil melalui Teras Kapal
-
Intip Konsep Unik Klinik Gigi Medikids Makassar, Bikin Anak Betah