Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 15 Agustus 2023 | 13:54 WIB
Suryadi, anggota Veteran di Sulawesi Selatan menceritakan kisah hidupnya saat berperang di Operasi Seroja, Timor Timur tahun 1975-1976 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

Suryadi juga bertugas mengamankan dan memeriksa pengungsi dari Timor Timur yang hendak masuk ke Nusa Tenggara Timur. Di perbatasan, warga diperiksa dengan ketat apakah membawa senjata tajam atau tidak.

Namun, ia bersyukur setelah hampir satu tahun ditugaskan di operasi Seroja, Suryadi bisa pulang ke kota Makassar, Sulawesi Selatan dengan kondisi selamat. Namun, ia cukup sedih sebab harus menyaksikan tujuh orang temannya yang wafat di medan tempur.

Suryadi pensiun dengan pangkat AKBP pada tahun 2014 lalu. Saat ini aktif di organisasi legiun veteran RI Sulawesi Selatan.

Diketahui, Operasi Seroja adalah operasi militer berskala besar yang pernah dilakukan oleh Indonesia pada tahun 1975-1976. Perang ini diawali oleh revolusi anyelir yang melanda banyak wilayah koloni Portugis, termasuk Timor Timur.

Baca Juga: Sunat Hukuman Sambo Cs, MA Sudah Kirim Salinan Putusan Kasasi ke PN Jaksel

Sebelum terbagi ke dalam faksi, wilayah ini bernama Timor Portugis. Partai Uniao Democratica Timorense (UDT) ingin Timor Portugis tetap menjadi wilayah Portugis dan Indonesia.

Sedangkan Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (Fretilin) ingin Timor Portugis merdeka sendiri. Sementara, Associação Popular Democrática de Timor (Apodeti), Partido Trabalhista, dan Klibur Oan Timor Aswain ikut seperti UDT.

Kondisi ini direspon serius oleh militer Indonesia. Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Maraden Panggabean kala itu mengeluarkan keputusan untuk menggelar operasi militer pada 4 Desember 1975.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Baca Juga: Jadi Tersangka Disaat Hukuman Sambo Cs Dikorting, Kamaruddin Simanjuntak: Sangat Tidak Baik, Politis!

Load More