SuaraSulsel.id - Hakim Pengadilan Negeri Makassar menjatuhkan vonis bebas kepada Asdar, pelaku pencabulan anak di bawah umur. Sebelumnya, terdakwa dituntut 15 tahun pidana penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU).
Asdar dinyatakan bebas dari segala tuntutan pada sidang vonis yang dipimpin hakim ketua, Purwanto pada Senin 24 Juli 2024 lalu.
Dalam amar putusannya, majelis hakim menilai perbuatan Asdar tidak terbukti melanggar Pasal 81 ayat 1 Jo Pasal 76D Undang-Undang RI No.17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang RI No 01 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
"Membebaskan terdakwa dan menyatakan terdakwa tidak bersalah dan memutus bebas dari segala tuntutan," demikian kutipan hasil amar putusan perkara tersebut.
JPU pun menyatakan keberatan dan siap menempuh kasasi. Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Makassar Asrini As'ad mengatakan pihaknya akan menempuh jalur hukum terkait putusan hakim terhadap terdakwa Asdar.
Ia menegaskan JPU punya dua alat bukti untuk menuntut terdakwa. Yakni hasil visum dan juga hasil pemeriksaan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Itulah hasil pertimbangan kami. Ada visum, ada LPSK dan bukti pemeriksaan psikologi korban yang mengalami trauma. Sehingga kita ajukan upaya hukum kasasi," tutur Asrini.
Diketahui, kasus ini sudah terjadi sejak tahun 2020. Namun baru dilaporkan ke polisi pada tahun 2022 lalu.
Dalam tuntutannya, JPU mengatakan kekerasan seksual dilakukan Asdar terhadap keponakannya sendiri yang masih berusia 16 tahun di rumahnya. Kasus terungkap setelah tetangga korban memergoki terdakwa melakukan pencabulan.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan saksi ke ibu korban yang sudah tinggal terpisah. Korban selama ini bungkam karena diancam tidak akan dibiayai sekolahnya oleh Asdar.
Namun, keterangan saksi dan sejumlah barang bukti tidak dipertimbangkan oleh hakim. Apalagi, ayah korban dihadirkan jadi saksi meringankan untuk terdakwa.
JPU sendiri sebelumnya menuntut terdakwa dengan hukuman pidana 15 tahun penjara, denda Rp100 juta subsider enam bulan kurungan dikurangi masa penahanan. Terdakwa juga diminta membayar restitusi atau ganti rugi ke korban.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
BRI Liga: Borneo FC Harus Puas Berbagi Poin, PSM Makassar Nyaris Gigit Jari
-
Siapa Hakim Perceraian Baim Wong yang Sebut Paula Verhoeven Durhaka dan Terbukti Selingkuh?
-
Dosen Hukum Trisakti Ungkap Penyebab Mafia Pengadilan Masih Terjaga di Indonesia
-
Sidang Hasto, Djoko Tjandra Diduga Danai Harun Masiku? Hakim Cecar Saksi Kasus Suap PAW
-
Agama Iris Wullur, Kembali Diperdebatkan usai Diduga Urus Perceraian di Pengadilan Negeri
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Wakil Presiden yang Tegur Menteri Pertanian Amran Sulaiman: Jusuf Kalla atau Ma'ruf Amin
-
Wagub Sulsel Kagum! PT Vale Buktikan Tambang Bisa Jadi Penjaga Bumi
-
BRI Dukung Batik Tulis Lokal Lamongan Menjangkau Pasar Global
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan
-
BRImo Versi Billingual Resmi Rilis, Simak Fitur Barunya Di Sini