Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 27 Juni 2023 | 10:42 WIB
Tangkapan layar percakapan di grup Whatsapp "Achilles 2023" mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar beredar di media sosial [SuaraSulsel.id/istimewa]

Ia menegaskan ospek seharusnya dilakukan secara humanis. Seperti mengenalkan kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan ke mahasiswa baru.

Ia pun meminta ada evaluasi dari seluruh kampus soal ospek. Kata Adi, dewan pendidikan akan mengusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Perguruan Tinggi, agar setiap kampus punya aturan atau SOP sendiri soal ospek.

Salah satu poin utamanya adalah tidak ada sentuhan fisik antara junior dan senior. Tapi bagaimana menjalin keakraban dan saling menghargai.

"Unismuh bukan pertama dan satu-satunya. Hampir semua kampus melakukan hal yang sama, bahkan ada korban meninggal. Sudah banyak sekali (kasus)," lanjutnya.

Baca Juga: Mahasiswa Kedokteran Unismuh Rafly Mengaku Rahang Bergeser Karena Jatuh, Bukan Karena Dipukul Senior

Adi juga menegaskan agar mahasiswa yang jadi korban bully atau plonco oleh seniornya tidak takut melapor. Mereka harus jadi agen perubahan untuk menghentikan tindakan tidak terpuji di kampus.

"Dan soal ancaman, lulus atau tidak itu bukan kewenangan dosen bukan senior. Jadi jangan takut," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar mengalami tindakan kekerasan oleh seniornya. Peristiwa itu terjadi saat korban mengikuti ospek di Yonif 700 Raider, Kota Makassar.

Korban bahkan harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sejumlah luka. Namun, setelah berita ini viral di media sosial, korban diduga mendapat intimidasi dari seniornya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Baca Juga: Unismuh Makassar Janji Tindak Tegas Pelaku Kekerasan ke Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran

Load More