SuaraSulsel.id - Warga Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan penemuan puluhan bangkai babi di saluran irigasi dan pinggir jalan.
Puluhan babi dalam keadaan membusuk itu ternyata positif virus ASF atau African Swine Fever (Flu Babi Afrika).
Kasus ini bukan yang pertama kalinya di Kabupaten Luwu Timur. Bahkan dari laporan Dinas Pertanian dan Peternakan, sudah ada 14 ribu ekor babi yang mati sejak bulan April.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Luwu Timur I Gusti Ngurah mengatakan babi-babi yang mati positif terinfeksi virus flu babi. Pihaknya sudah mengambil sampel dan melakukan uji lab terhadap penyakit babi tersebut.
Baca Juga: Biasa Diekspor ke Singapura, Babi Asal Pulau Bulan Batam Positif Flu Babi Afrika
Angka kematian babi di Luwu Timur terus meningkat. Dari populasi 32.072 ekor babi, yang dilaporkan mati hingga 15 Mei 2023 sudah mencapai 14.756 ekor.
"Iya, terinfeksi ASF atau virus flu babi. Dua hari terakhir tingkat kematiannya (babi) sangat signifikan," ujar Gusti saat dikonfirmasi, Senin, 15 Mei 2023.
Saking banyaknya babi yang mati, peternak bingung mau dikubur dimana. Mereka kemudian asal buang bangkai babi tersebut.
Agar penyebarannya tidak semakin luas, Pemkab Luwu Timur saat ini sudah menyiapkan lahan untuk tempat mengubur hewan tersebut.
"Kita siapkan lahan untuk ditempati kubur karena angka kematian diperkirakan akan terus bertambah. Babi yang terinfeksi ini sudah merata di sejumlah wilayah di Luwu Timur," tuturnya.
Baca Juga: Babi di Pulau Bulan yang Biasa di Ekspor ke Singapura Terkena Flu Babi Afrika
Di Kecamatan Tomoni Timur misalnya, ada 8.000 ekor babi yang mati dalam sehari, kemudian di Mangkutana mencapai 1.500 ekor.
Awalnya, babi-babi ini mengalami diare, demam, dan kehilangan nafsu makan. Hewan yang sudah tertular kemudian akan mati dalam waktu 6-20 hari.
Kasus ini diketahui berawal saat babi dari daerah lain dibawa ke Luwu Timur pada bulan April 2023. Namun ia memastikan, virus ini tidak menyebar ke manusia dan hewan lainnya.
"Penularan ke hewan lainnya tidak. Targetnya adalah sesama babi, ke manusia pun tidak," ungkapnya.
Kepala Dinas Peternakan Pemprov Sulsel Nurlina menambahkan, virus flu babi Afrika juga terjadi di daerah lain. Seperti Gowa dan Luwu Utara.
Di Sulsel, kasus ini pertama kali terdeteksi pada bulan November 2022 lalu di Gowa. Ada 4.000 ekor babi yang dilaporkan mati karena terinfeksi flu babi Afrika.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
27 Rumah di Luwu Utara Terendam Banjir dan Longsor, BPBD Minta Warga Waspada
-
Polres Gowa Tangkap Pelaku Judi Sabung Ayam Saat Idul Adha 1446 H
-
9 Orang Ditangkap Karena Melanggar Aturan Haji
-
Murid Dipukul Kepala Sekolah? DPRD Gorut Ngamuk, Janji Usut Tuntas!
-
Harga Emas Anjlok! Update Terbaru Antam, UBS, dan Galeri24 di Pegadaian