SuaraSulsel.id - Siswi MAN 2 Makassar, NA diduga menjadi korban perundungan teman kelasnya, MN. Sampai saat ini ia enggan masuk sekolah lantaran trauma.
Kejadian ini sudah terjadi sejak tahun 2022. Kedua pihak juga sudah berulang kali dipanggil oleh kepala sekolah.
Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Makassar, Darmawati mengatakan kasus ini berawal dari informasi hoaks di whatsapp. Pelajar NA disebut menyebar gosip yang bikin MN emosi. Hingga menyinggung bentuk tubuh.
"Awal mulanya dari informasi di media sosial. Jadi mereka termakan hoaks, karena usia mereka masih labil sehingga asal percaya," kata Darmawanti saat dikonfirmasi, Kamis, 11 Mei 2023.
Sejak kejadian itu, Darmawanti mengaku keduanya sudah dimediasi. Mereka juga saling mengakui kesalahan dan sudah saling memaafkan.
Namun, beredar lagi informasi yang viral di media sosial bahwa MF membully NA. Bahkan ada video korban dipukul dan ditempeleng.
"Sehingga kedua siswi dan orang tuanya kita panggil kembali. Jadi ini sebenarnya bukan bullying tapi ada akar masalah. Saya juga punya videonya, mengapa kasus ini dianggap bukan perundungan," tuturnya.
Darmawanti juga membantah jika disebut melindungi MF. Ia mengatakan hanya menceritakan akar permasalahan munculnya kasus tersebut.
"Saya tidak melindungi siapa pun. Dua-duanya orang tuanya PNS, keduanya juga anak kami. Saya tidak memihak siapa pun," tuturnya.
Baca Juga: Rekaman CCTV Perlihatkan Pencurian Motor di Purwakarta
Saat ini kedua siswi tersebut sedang menjalani pembinaan dari sekolahnya.
"Kami tidak mau menjatuhkan mental mereka, jadi kita bina pelan-pelan. Karena usia mereka ini memang sangat rentan, masih labil," ungkapnya.
Viral di Media Sosial
Diketahui, kasus dugaan bullying di MAN 2 Makassar viral di media sosial. Menurut keterangan orang tua NA, anaknya jadi korban perundungan teman kelasnya, MF sejak tahun 2022.
Dari informasi yang dihimpun, kasus ini berawal dari foto milik MF yang beredar luas di media sosial. MF merasa NA yang menyebarkan soal foto-foto tersebut.
NA sudah membantah. MF yang tidak percaya langsung menyeret NA ke salah satu ruangan kelas. CCTV di ruangan tersebut dimatikan.
Ia dikelilingi oleh sembilan orang anggota geng MF. Disitu NA sempat dipukuli. Setelahnya, korban dikuncikan pintu dari luar.
Para siswi lain yang tahu kejadian itu sempat melapor ke wakil kepala kesiswaan atau Wakamad. Namun, Wakamad membela MF.
"Wakamad bilang wajar dia dipukul kalau salah. Dia juga bilang kalau masalah ini dibawa oleh MF ke polisi, anak saya bisa diberatkan," ujar orang tua korban, Sri Wahyuni.
Perundungan yang dilakukan MF tidak sampai di situ. Ia kerap menyinggung di kelas soal bentuk tubuh NA.
NA mengaku tak bisa membalas perlakuan MF, karena sejak awal sudah diancam oleh Wakamad akan di Drop Out (DO), sementara MF tidak.
"Katanya anak saya yang akan DO kalau berlanjut ini masalah. Makanya dia trauma dan tidak mau ke sekolah lagi," tutur Sri Wahyuni.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
-
GIIAS 2025 Ramai Pengunjung, Tapi Bosnya Khawatir Ada "Rojali" dan "Rohana"
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Xiaomi dengan Chipset Gahar dan Memori Besar
Terkini
-
6 Cara PLN Menghindari Korsleting atau Arus Pendek Listrik di Rumah
-
7 Pelanggaran Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di Sulawesi Selatan
-
Wali Kota Makassar Percepat Pembangunan Stadion Untia, Belajar Langsung ke JIS
-
6.624 Honorer Sulsel Akhirnya Terima SK PPPK, Cek Siapa yang Lolos!
-
Gubernur Sulsel dan Ketua TP PKK Dikukuhkan Sebagai Ayah dan Bunda Generasi Berencana