SuaraSulsel.id - Panglima Kodam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam menegaskan penyerangan terhadap Mapolres Jeneponto tidak ada hubungannya dengan anggota TNI. Pelakunya sampai saat ini belum diketahui.
Ia mengatakan bukan anggota TNI yang melakukan penyerangan, tapi orang tidak dikenal (OTK). Pelaku hingga kini juga masih dicari.
"Saya sampaikan (pelakunya) orang tidak dikenal, karena sampai saat ini kita masih mencari pelakunya. Sampai saat ini tidak ada kaitan dengan TNI, tidak ada," ungkap Totok di hadapan media pada Kamis (27/4/2023) malam.
Totok tak menampik bahwa sehari sebelumnya memang ada perselisihan antara dua oknum anggota TNI dan seorang anggota Satreskrim Polres Jeneponto pada Rabu (26/4/2023). Namun, masalah itu sudah diselesaikan pada saat itu juga.
Pihak TNI yang bermasalah juga bukan anggota Kodam XIV/Hasanuddin. Melainkan anggota TNI AD dari Kodam V Brawijaya dan Kodam XIII Manado yang sedang cuti.
"Itu sudah selesai semua, sudah ditindaklanjuti masing-masing institusi, tapi ada kejadian malam, di Mapolres Jeneponto. Padahal kita koordinasi dari siang untuk (saling) jaga bahkan ada surat dari Polres ke Kodim untuk menjaga markas Kodim," tuturnya.
Menurutnya, perlu pembuktian terlebih dahulu jika memang anggota TNI yang melakukan penyerangan. Namun sampai saat ini belum ada yang merujuk ke sana.
"Jadi kita sampai saat ini belum berani memutuskan (penyerangan dari siapa), bagaimana. Nanti tim yang dibentuk cari siapa pelakunya," sebut Totok.
Ia pun meminta agar media tidak mendiskreditkan TNI. Totok juga menampik soal pemberitaan yang menyebut ada ratusan anggota TNI yang menyerang Mapolres Jeneponto.
Baca Juga: Duduk Perkara Kasus Penyerangan Mapolres Jeneponto hingga Satu Anggota Polisi Terluka
"Sampai saat ini orang tak dikenal yang melakukan itu," tegasnya.
Kata Totok, Kodam dan Polda sudah sepakat untuk transparan mengusut kasus ini. Jika ada anggota TNI dan Polisi yang terbukti bersalah, maka akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku.
"Ada POM, staf intel, Propam yang akan tindak lanjuti. Kita ingin semua dibuka secara transparan dan sifatnya tidak mendiskreditkan kita, terutama saya melihat berita TNI (yang lakukan penyerangan)," tuturnya.
Namun, penyelidikan hingga kini masih dilakukan. Termasuk menunggu hasil visum dan pemeriksaan dari masing-masing institusi.
"Tapi nanti (hasilnya) yang sampaikan dari Kodam V dan XIII, karena yang nyidik mereka. Saya hanya fasilitasi," ungkapnya.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni juga mengaku pelaku penyerangan hingga kini belum bisa disimpulkan. Belum diketahui pasti apakah penyerangan ini ekses dari kasus pertikaian antara dua anggota TNI dan seorang polisi.
Tag
Berita Terkait
-
Duduk Perkara Kasus Penyerangan Mapolres Jeneponto hingga Satu Anggota Polisi Terluka
-
Bantah Oknum TNI Lakukan Penyerangan Mapolres Jeneponto, Kapendam XIV/Hasanuddin: Pasukan Sedang Dikarantina
-
Klaim Anggotanya Cuti, Kapendam XIV Hasanuddin Bantah Terduga Pelaku Penyerangan Mapolres Jeneponto Oknum TNI
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor
-
Setelah Demo Ricuh, Kenaikan Pajak PBB di Bone Akhirnya Ditunda!
-
Rumah Ratusan Juta Rupiah di Lahan Stadion Sudiang Dibongkar
-
Gubernur Sulsel Evaluasi Program Stop Stunting di Takalar dan Jeneponto