SuaraSulsel.id - Komnas Perempuan mencatat 307 kasus pembunuhan istri oleh suaminya sendiri di berbagai wilayah Indonesia. Sepanjang Juni 2021-Juni 2022.
Mengutip VOA, Komnas Perempuan meluncurkan kajian yang berjudul "Pengetahuan Femisida: Lenyap dalam Senyap" pada Senin (28/11/2022).
Femisida adalah pembunuhan perempuan yang didorong oleh kebencian, dendam, penaklukan, penguasaan, penikmatan dan pandangan terhadap perempuan sebagai kepemilikan sehingga boleh berbuat sesuka hatinya.
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan pengetahuan tentang femisida penting. Karena kasusnya banyak ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.
Baca Juga: Nurani Perempuan Desak Kampus UIN IB Padang Usut Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Dosen ke Mahasiswi
Berdasarkan pemantauan Komnas Perempuan di pemberitaan media, setidaknya tercatat 307 pembunuhan istri di tangan suami sendiri sepanjang Juni 2021 hingga Juni 2022.
Kemudian berdasarkan 100 putusan pengadilan pada 2015-2022, 83 persen di antaranya berakhir dengan istri meninggal di tangan suami.
"Ini menunjukkan femisida nyata ada di Indonesia dan dekat dengan lingkungan. Karena tadi belum dikenali pembunuhan didasarkan jenis kelamin dan gender, maka angka ini bisa jadi hanya merepresentasikan puncak gunung es di lapangan," ujar Andy saat membuka peluncuran "Pengetahuan Femisida: Lenyap dalam Senyap" pada Senin (28/11/2022).
Andy menambahkan Komnas Perempuan telah meluncurkan kajian awal tentang pengetahuan femisida sejak dua tahun lalu. Kajian awal tersebut berisi tentang ragam bentuk femisida mulai dari femisida pasangan intim, budaya, hingga perempuan disabilitas.
Catatan Komnas Perempuan, kasus femisida pasangan intim lebih banyak dibandingkan ragam bentuk femisida lainnya. Karena itu, Komnas Perempuan meneruskan kajian dengan fokus pada femisida pasangan intim agar kasus serupa tidak terulang kembali.
"Dan upaya untuk mengatasi femisida membutuhkan sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, aparat, kelompok sipil, masyarakat umum, akademisi, media massa dan semua pihak lainnya," tambahnya.
Baca Juga: Pinkan Mambo Suruh Rizki Billar Ceraikan Lesti Kejora: 'Kalau Gak Suka, Cari yang Cakepan Dah!'
Komnas Perempuan juga mengkaji perkembangan hukum dan praktik baik dari penanganan femisida di 10 negara lain. Antara lain Belanda, Guatemala, Turki, Malaysia, dan Turki. Kata dia, belajar dari negara-negara tersebut, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu pendataan kasus agar penanganan femisida lebih baik pada masa mendatang.
Berita Terkait
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Rilis Eternal Sunshine Deluxe, Ariana Grande Disebut Sindir Mantan Suami
-
Femisida Intim di Balik Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Anggota TNI AL
-
Perusahaan Ini Klaim 44% Posisi Manajerial Diisi Perempuan
-
Tips Memilih Webinar Pengembangan Diri Perempuan Indonesia
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
Terkini
-
6 Warga Pengeroyok Polisi di Muna Barat Jadi Tersangka
-
Bawaslu Coret Calon Wakil Wali Kota Palopo di Pilkada! Kasus Napi Tersembunyi Terbongkar?
-
Polisi Tangkap Pengeroyok Panitia Salat Idulfitri di Selayar
-
BRI Waspadai Kejahatan Siber Selama Lebaran 2025 dengan Melindungi Data Pribadi Nasabah
-
Polisi Tangkap Petta Bau, Pimpinan Aliran Tarekat Ana Loloa di Maros