SuaraSulsel.id - Peneliti dari Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, Prof Dingse Pandiangan, mengatakan Provinsi Sulawesi Utara memiliki kekayaan tumbuhan obat tradisional yang bisa diolah berstandar nasional menjadi obat herbal.
"Selama ini di Sulut orang berpikir tidak ada obat tradisional yang dapat dikembangkan jadi obat herbal. Tapi pengalaman kami dari tahun 1997 hingga 2017 kami melakukan inventarisasi ke desa-desa yang ada pengobatan-pengobatan tradisional. Kami temukan cukup banyak tumbuhan obat tradisonal," sebut Dingse di Manado, Rabu 16 November 2022.
Dia mencontohkan saat melakukan inventarisasi desa-desa yang memiliki pengobatan tradisional seperti di Desa Pintareng, Kecamatan Tabukan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 1997-1998.
Inventarisasi tumbuhan obat-obatan tersebut kemudian terus berkembang sampai ke Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro (Sitaro) tahun 2004-2005 di sembilan desa, salah satunya Desa Lumbo dari tiga kecamatan.
Selanjutnya ke Langowan (Kabupaten Minahasa) dan Modoinding (Kabupaten Minahasa Tenggara) tahun 2017-2018. Sejak tahun 2019 sampai sekarang ini masih berlanjut ke Bolaang Mongondow dan Bolaang Mongondow Selatan.
Dia mencontohkan ditemukannya pertama 'Pica Piring' (bahasa Sangihe) dan dalam bahasa Indonesia tapak dara atau Catharanthus roseus yang diinventarisasi di Tabukan Tengah untuk mengobati penyakit muntah darah dan blende dan setelah dikaji ternyata mengobati penyakit kanker.
Pengkajian pada tahun 1997-2006 masih terkait tapak dara (Catharanthus roseus) mulai dari penapisan fitokimia sampai produksi senyawa aktif katarantin dalam bioreaktor. Hasil invensi dalam produksi senyawa aktifnya dalam bioreaktor tersebut telah diperoleh sertifikat patennya.
Kemudian hasil inventarisasi dari Langowan, ditemukan tumbuhan obat tradisional sebutan orang Kakas (Kabupaten Minahasa) Pasote dan di Modoinding, Kabupaten Minahasa Tenggara disebut 'Sambote'.
Dari informasi masyarakat pengguna bahwa tumbuhan tersebut dijadikan obat kolesterol dan gula.
"Saya tadinya tidak mengenal tumbuhan tersebut sama sekali awalnya. Kemudian saya identifikasi dengan mengirimkannya ke LIPI (BRIN-red) Jakarta untuk identifikasi lebih jelasnya nama ilmiahnya," katanya.
Namun identifikasi konvensional agak lama, sementara menunggu diidentifikasi, pihaknya juga melakukan dengan identifikasi molekular menggunakan teknologi DNA di Laboratorium Bioteknologi dan Molekular FMIPA Unsrat tempat saya bekerja, katanya.
"Untuk menemukan jenisnya, pertama saya cari dulu nama ilmiahnya melalui uji molekular agar lebih cepat, dapatlah yang namanya Dysphania ambrosioides. Tanaman ini bisa menurunkan kolesterol dan kadar gula. Jadi masih ada juga tanaman-tanaman herbal lainnya yang terus kami teliti," katanya.
Dia mengatakan, secara empiris di kabupaten dan kota Provinsi Sulut banyak terdapat tumbuhan obat tradisional yang bisa dikembangkan menjadi obat herbal.
Hasil inventarisasi yang telah dilakukan di Kabupaten Kepulauan Sangihe misalkan, sebanyak 119 spesies yang sudah terpublikasi di jurnal internasional Biodiversitas tahun 2019.
Selanjutnya, di Kabupaten Bolaang Mongondow, di tiga kecamatan yang diinventarisasi 115 spesies sementara persiapan publikasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan