SuaraSulsel.id - Deklarasi Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran dilakukan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Peserta deklarasi terdiri dari ratusan milenial.
Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran sendiri pertama kali dipelopori oleh La Ode Munafar, Tahun 2015 di Kota Yogyakarta.
"Kini sudah punya 40 lebih cabang seluruh Indonesia, maka di Kendari diadakan deklarasinya dalam rangka peresmian bahwa sudah ada chapternya," tutur Munafar, Sabtu 5 November 2022.
Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran didasarkan oleh kekhawatiran terhadap pergaulan anak muda yang tidak lagi melihat batasan antara jenis kelamin dalam pergaulan. Maka perlu ada sebuah gerakan untuk menyelamatkan anak muda dari bahaya pacaran.
"Selama 10 tahun saya di Jogja, merasakan kegelisahan pergaulan anak muda di sana. Tidak hanya di Jogja tapi ternyata berbagai kota juga sama. Saya sudah keliling seluruh Indonesia untuk mengisi berbagai acara seminar dan training. Fakta pergaulan anak muda ternyata sama," ucapnya.
Munafar mengingatkan kepada muda-mudi, agar tidak mendekati hubungan pacaran atau hubungan yang dapat mendekatkan pada perbuatan tercela.
"Saya ingin ingatkan jangan bermain-main soal cinta melalui pacaran, apapun itu jenis pacarannya. Pacaran 80% jarang sekali karena sudah ada rasa sebelumnya antara laki-laki dan perempuan, sehingga harus ada batasan komunikasi antara laki-laki dan perempuan," jelasnya.
Ketua panitia kegiatan, Wa Ode Erlin mengaku, tidak ada tantangan dalam melaksanakan acara karena antusias yang tinggi dari peserta untuk mengikuti deklarasi Gerakan Indonesia Tanpa Pacaran.
"Karena ketika kita mengajak peserta hadir dalam agenda ini, peserta antusias dan mereka ingin mendapatkan lingkungan baru yaitu mengajak mereka untuk berubah, yang tadinya pacaran jadi tidak pacaran dan ingin taat pada Allah SWT," tuturnya.
Baca Juga: Lolly Putri Nikita Mirzani Bantah Nembak Sean Duluan: Aku Cuma Bilang I Like You
Salah seorang peserta, Harsan berharap, kepada muda-mudi dan orang tua agar ikut andil dalam menyampaikan bahaya pacaran yang dapat menjerumuskan pada perbuatan maksiat.
"Ini suatu kegiatan yang mulia, bagaimana kita memikirkan generasi kita ini bebas dari maksiat, karena pacaran merupakan bagian dari maksiat," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Data Ekonomi 5,12 Persen Bikin Kaget! Tapi Raut Wajah Sri Mulyani Datar dan Penuh Misteri!
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
-
Profil Bupati Pati Sudewo yang Menaikkan Pajak 250 Persen
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru Agustus 2025
-
Era Tantiem Bancakan Komisaris BUMN Berakhir Pada Surat Edaran Danantara?
Terkini
-
Apa Itu SPMT, Bikin Anggota Satpol PP Sulsel Senyum Bahagia
-
Air Keran Langsung Minum? Ini 5 Water Purifier Terbaik untuk Air Sumur dan PDAM
-
7 Perlengkapan Rumah Tangga Pintar yang Bikin Hidup 'Sat-Set' di Era Digital
-
Kisah Mistis di Kantor Gubernur Sulsel: Lima Kuburan di Bawah Tangga
-
Stadion Sudiang vs Untia, Solusi Cerdas atau Pemborosan Anggaran?