SuaraSulsel.id - Honor ratusan tenaga medis di RSUD Dok II Jayapura belum dibayarkan selama 7 bulan. Terhitung sejak Maret 2022.
Mengutip KabarPapua.co -- jaringan Suara.com, tercatat 475 tenaga medis yang belum menerima honor. Terdiri 380 perawat, termasuk penunjang gizi radiologi dan laboratorium.
Lalu, 64 dokter spesialis, 5 dokter spesialis tenaga kontrak dan 26 orang dokter umum.
Ketua Komite Medik RSUD Dok II Jayapura, dokter Yunike Howay mengatakan jasa medis BPJS yang baru dibayarkan adalah Januari-Februari 2022. Sementara bulan Maret hingga bulan berjalan belum dibayarkan.
Selain jasa medis BPJS, macetnya pembayaran honor juga berlaku bagi jasa medis KPS pada bulan yang sama. Sementara untuk jasa medis umum belum dibayarkan. Mulai Januari hingga bulan berjalan, termasuk untuk jasa perawatan pasien Covid-19 yang belum dibayarkan sejak 2021.
“Jasa medis BPJS dibayarkan oleh Kemenkes dengan cara dana dari pusat ditransfer langsung ke rekening rumah sakit dan dari rumah sakit dilanjutkan kepada para dokter dan tenaga medis. Sementara untuk jasa medis KPS dibebankan dari Pemerintah daerah,” kata dokter Yunike di Jayapura, Senin 17 Oktober 2022.
Yunike mengaku telah melakukan segala upaya, termasuk berkomunikasi dengan Direktur RSUD Jayapura. Hingga bertemu dengan Sekda Provinsi Papua dan DPR Papua. Sayangnya, semua pertemuan itu tak membuahkan hasil hingga kini.
Anggota Komite Medik RSUD Dok II Jayapura, dokter Jan Siauta membeberkan kondisi RSUD saat ini yang kekurangan tenaga medis. Hampir 60 hingga 70 persen tenaga medis di RSUD Jayapura adalah tenaga kontrak.
“Sekitar 60-70 persen tenaga medis di rumah sakit ini adalah kontrak. Lalu, jika jasa medis dan gajinya belum dibayarkan? Ini kesalahan siapa? Kami berharap pengambil kebijakan merealisasikan pembayaran jasa-jasa ini,” ucap dokter bedah ini.
Baca Juga: Firli Bahuri Bakal Ikut Tim Lihat Kondisi Kesehatan Lukas Enembe
Kendati demikian, dokter Jan Siauta memastikan pelayanan di RSUD Jayapura tetap dilakukan untuk kemanusiaan, walaupun ada kepincangan dalam Sumber Daya Manusia. Terlebih pada tahun ini banyak tenaga kontrak diputus, sehingga membuat tenaga medis kewalahan.
Berita Terkait
-
Muzani Ungkap Cara Prabowo Persiapkan Kemerdekaan Palestina: Evakuasi Tenaga Medis-Pendidik ke RI
-
Pasien Speak Up tentang Kelakuan Oknum Dokter Nambah Lagi, Kali ini Terjadi di Malang
-
Detik-Detik Terakhir Titiek Puspa: Ungkapan Pasrah dalam Bahasa Jawa Sebelum Wafat
-
Murka Puan Maharani Soal Aksi Mesum Dokter Priguna: Pengkhianatan Serius Terhadap Etika Kemanusiaan!
-
7 Fakta Kasus Dokter PPDS Priguna Anugerah Pratama: Perkosa Korban Usai Dibius hingga Mau Bunuh Diri
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Lokasi Judi Sabung Ayam di Kabupaten Gowa Dibakar
-
Wakil Presiden yang Tegur Menteri Pertanian Amran Sulaiman: Jusuf Kalla atau Ma'ruf Amin
-
Wagub Sulsel Kagum! PT Vale Buktikan Tambang Bisa Jadi Penjaga Bumi
-
BRI Dukung Batik Tulis Lokal Lamongan Menjangkau Pasar Global
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan