Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 03 Oktober 2022 | 09:01 WIB
Suporter PSM Makassar menggelar doa bersama dan menyalakan lilin sebagai bentuk duka mendalam untuk korban kerusuhan di Kanjuruhan, Malang. Sejumlah Bonek dan Aremania juga hadir dalam aksi bela sungkawa ini [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Kelompok suporter PSM Makassar menggelar aksi belasungkawa atas insiden di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

Aksi "Seribu Lilin untuk Malang" itu mengajak semua suporter untuk menyalakan lilin dan melakukan tabur bunga di sejumlah titik. Seperti di Monumen Mandala dan di Kota Parepare.

Aksi dimulai sejak pukul 19.00 Wita. Terlihat ratusan supporter membentuk lingkaran dan mengelilingi lilin yang menyala. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Pusaka dan saling berangkulan.

Beberapa dari mereka terlihat menitikkan air mata. Aksi ini sebagai bentuk duka mendalam untuk semua korban di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Makan Ratusan Korban Jiwa, Netizen Malaysia Sindir Indonesia: Inikah Penyelenggara Piala Dunia U-20

Tidak hanya menyalakan lilin, para suporter juga melakukan doa bersama dan membawa beberapa tulisan. Sebagai bentuk duka cita atas kejadian yang terjadi usai pertandingan Liga 1 antara Arema FC kontra Persebaya.

Presiden The Macz Man, Ocha Alim mengatakan tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang adalah duka seluruh dunia. Tidak hanya di Indonesia.

Mereka ikut belasungkawa atas kejadian tersebut. Sehingga menggerakkan suporter untuk menyalakan 1.000 lilin dan berdoa bersama.

Aksi tersebut tak hanya diikuti oleh suporter PSM saja. Tapi juga dari Bonek dan Aremania yang ada di Makassar.

"Teman-teman suporter yang ada di Makassar baik Aremania maupun Bonek juga ikut. Ini sebagai wujud duka yang kita alami bersama," ujar Ocha.

Baca Juga: Kronologi Kejadian Tragedi Kanjuruhan Versi Keterangan Saksi di Lokasi, Penonton yang Selamat

Ia menegaskan kasus ini harus jadi perhatian bagi PSSI untuk melakukan evaluasi. Bagaimana agar stadion bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi penonton.

"Kalau tidak berbenah, jangan harap sepak bola kita maju. Yang harus bertanggung jawab dalam tragedi ini juga panitia pelaksana, pengamanan, dan PSSI," tegasnya.

Seperti diketahui, insiden Stadion Kanjuruhan saat laga Arema FC melawan Persebaya dalam lanjutan Liga 1 pekan ke-11. Dalam laga itu, tim berjuluk Singo Edan kalah 2-3 dari Persebaya.

Selepas pertandingan, kerusuhan mulai pecah. Pasalnya, suporter Arema FC merangsek ke dalam lapangan sehingga pihak kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More