Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 02 Oktober 2022 | 06:43 WIB
Gas air mata ditembakkan ke arah suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan Stadion Kanjuruhan Malang. Setelah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2, Sabtu malam 1 Oktober 2022.

Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.

Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbu suporter.

Kerusuhan tersebut semakin membesar saat flare dilemparkan ke dalam lapangan. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Baca Juga: Akibat Kerusuhan di Malang, PT LIB Hentikan Liga 1 Selama Sepekan

Ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut. Terlihat dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar. Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.

Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut. Petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.

Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Para suporter itu, banyak yang mengeluh sesak napas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.

Para suporter tersebut panik dan akhirnya berhamburan.

Baca Juga: Kekalahan Pertama Arema FC setelah 23 Tahun Lawan Persebaya, 127 Orang Meninggal Dunia Akibat Kerusuhan di Stadion

Hingga Minggu dini hari (2/10) kurang lebih pukul 00.23 WIB, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan.

Gas Air Mata

Penembakan gas air mata oleh petugas kepolisian terhadap suporter di Stadion Kanjuruhan Malang diduga jadi penyebab ratusan suporter meninggal dunia.

"Penembakan gas air mata salah satu penyebab," kata salah satu netizen dengan akun @akmalmarhalixx

Warganet pun menyerukan hentikan Liga 1 demi kemanusiaan.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan. Agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan, karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis. Membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.

180 Orang Masih Dirawat

hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar.

Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa orang turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

127 Orang Meninggal Dunia

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10). Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia. Dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pasca pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua anggota Polri.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua adalah anggota Polri," kata Nico.

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Load More