Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 19 September 2022 | 15:04 WIB
Mahasiswa Indonesia tiba di Bandar Udara Internasional Baiyun, Guangzhou, China, Minggu (18/9/2022) untuk melanjutkan perjalanan ke kota tujuan setelah menjalani karantina selama 10 hari. [Suara.com/ANTARA/HO-KJRI Guangzhou]

SuaraSulsel.id - Sebanyak 54 kampus perguruan tinggi yang tersebar di 21 kota di China memastikan kesediaan menerima kembali mahasiswa dari Indonesia. Setelah menjalani karantina terpusat di Kota Guangzhou.

"Ya, kami sudah mendapatkan kepastian itu. Jadi, sudah tidak ada masalah lagi di kampus," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan pada Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, Senin 19 September 2022.

Sebelumnya ada sejumlah mahasiswa Indonesia yang tidak mendapatkan kepastian dari kampusnya di Shanghai saat sudah tiba di China untuk melanjutkan studi yang sempat terhambat pandemi COVID-19.

Sebanyak 124 mahasiswa Indonesia telah berhasil menyelesaikan karantina selama sepuluh hari sejak pesawat milik maskapai Citilink yang mereka sewa dari Jakarta tiba di Guangzhou pada 7 September 2020.

Baca Juga: Ini Kata Marc Klok Saat Dipanggil Shin Tae Young

Mereka tergabung dalam kelompok terbang pertama mahasiswa Indonesia yang kembali ke China selama pandemi COVID-19.

Sesuai aturan yang ditetapkan otoritas kesehatan China, setiap orang yang tiba dari luar negeri wajib karantina terpusat selama sepuluh hari di kota pendaratan pertama dan melakukan tes PCR secara berkala.

Setelah selesai karantina terpusat, mereka masih diwajibkan melakukan karantina terpantau di kota tujuan masing-masing.

Setiap kota di China menerapkan aturan karantina terpantau dengan durasi yang berbeda-beda.

Pihak Beijing Normal University misalnya, mewajibkan mahasiswanya yang baru datang dari luar negeri menjalani karantina terpantau selama 14 hari di fasilitas karantina kampus tersebut di Distrik Changping, pinggiran Kota Beijing, sebelum memasuki perkuliahan tatap muka.

Baca Juga: 3 Hacker Andal Asal Indonesia, Salah Satunya Berhasil Membobol Sistem Satelit China

Sebelum pandemi COVID-19, jumlah pelajar Indonesia di China mencapai sekitar 14.000 orang. Saat COVID-19 mulai mewabah di Wuhan, Provinsi Hubei, pada Januari 2020 kebanyakan warga negara asing, termasuk para pelajar internasional banyak yang meninggalkan China.

Tidak lama setelah itu, China menutup akses para pelajar yang berada di luar negeri. Mulai tahun ini, China kembali mengizinkan para pelajar asing masuk secara bertahap. (Antara)

Load More