SuaraSulsel.id - Harga telur ayam ras mengalami kenaikan signifikan. Bahkan kini di Kota Makassar sudah tembus Rp60 ribu per rak.
Namun, bagi sejumlah peternak, harga telur saat ini sebenarnya sudah wajar. Sebab, para peternak mengaku merugi selama ini.
Salah satu peternak ayam petelur asal Maros, Yusuf Madeamin mengaku tahun lalu adalah masa yang paling sulit bagi peternak. Mereka merugi besar.
Yusuf bahkan rela menjual mobil dan rumahnya karena terus merugi. Sebagian lahan peternakannya juga terpaksa ditutup.
"Peternak ini belum untung loh sekarang. Baru mengembalikan utang. Karena kerugian tahun sebelumnya. Kita sampai rela jual mobil dan rumah karena merugi terus," ujar Yusuf usai menggelar rapat soal kenaikan harga telur di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat, 2 September 2022.
Ia mengaku kenaikan harga telur sebenarnya tak perlu dirisaukan. Toh, masyarakat masih punya pilihan protein, selain telur. Misalnya daging.
"Mending beli daging. Kan, tidak ada juga yang mau beli kalau telur mahal," ujarnya.
Cara tersebut dianggap lebih baik. Dibanding jika pemerintah menekan harga. Peternak lagi yang merugi, sementara harga pakan terus naik.
"Bulan ini saya menutup peternakan. Karena tidak sanggup lagi. Peternak masih berutang sekarang. Kami bertahan karena utang, bukan karena keuntungan," keluhnya.
Baca Juga: Siasat Penjual Kue Basah Tradisional Palembang Saat Harga Telur Masih Tinggi: Beli Telur Retak
"Peternakan kami sampai hari ini rugi bertahun-tahun. Kami belum pernah melihat lembaran biru di buku laporan, merah terus. Artinya kita berutang terus," kata Yusuf.
Yusuf mengaku permintaan telur belakangan terakhir memang cukup meningkat. Tak hanya di Sulsel, tapi juga dari provinsi lain, seperti Kalimantan, Maluku, dan Papua.
"Permintaan itu memang naik 20 persen. Sementara populasi ayam peternak berkurang. Banyak peternak yang gulung tikar, tutup karena pandemi lalu," jelasnya.
Mereka baru merasakan keuntungan jika harga telur per rak mencapai Rp50 ribu. Sebelumnya, harga telur di Sulsel hanya Rp43 ribu per rak.
General Marketing PT Charoen Pokhpand Indonesia Nasib Karokaro menambahkan, harga pakan naik karena pengaruh ekonomi global. Salah satu diakibatkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Dua negara ini adalah penghasil terbesar bahan mentah pakan seperti kedelai dan konsentrat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
Terkini
-
Pemblokiran Rekening Pasif, BRI Beri Tips Aman Bertransaksi bagi Nasabah
-
BRI Komitmen Mengimplementasikan Asta Cita untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
-
Donat Tuli Jadi Simbol Kemandirian Difabel di Sulawesi Selatan
-
BRI Dukung UMKM Aiko Maju Jadi Pemasok Program MBG di Sitaro
-
Dewan Pers: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat