Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 19 Agustus 2022 | 14:23 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat menghadiri penanaman mangrove di Maros, Sulawesi Selatan. [Istimewa]

Ia mengaku akan menyurati Kementerian Perhubungan soal ini. Ia juga sudah berkonsultasi dengan DPRD untuk menyikapi pembangunan kereta api di Makassar.

Sebelumnya, Sudirman mengatakan usulan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto soal rel elevated sebenarnya bagus. Apalagi mempertimbangkan soal aspek banjir. 

Hanya saja, hal itu perlu diuji. Apalagi, Balai Kereta Api juga mengantongi izin analisis dampak lingkungan atau Amdal dari proyek tersebut.

"Amdal hanya bisa diuji dengan amdal. Maksudnya teknis juga sama teknis, dong. Kalau anda ingin menguji sesuatu, tidak boleh dengan statement, tapi harus dengan scientific (ilmiah)," kata Sudirman, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Kelompok Diduga Pemain Bola Keroyok Ibu di Jeneponto yang Sedang Gendong Anak

"Kalau saya sih, sebenarnya (usulan) pak Wali Kota itu baik. Tinggal komunikasi dengan Balai (BPKA) karena urusan teknis itu (di) Balai. Bukan ke kami," lanjutnya.

Sudirman menjelaskan persoalan teknis pekerjaan bukan tanggungjawab Pemprov. Pihaknya hanya menetapkan lokasi (Penlok).

Penlok tersebut sudah ditetapkan baru-baru ini. Nantinya, jalur kereta api dari Maros akan melewati dua desa di kabupaten Maros, dan empat kelurahan di Kota Makassar.

Menurut Sudirman, jika jalur rel di kabupaten Maros ada yang dibuat melayang, maka kota Makassar bisa melakukan lobby ke Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Agar dibangunkan yang serupa.

Ia menegaskan Pemprov tidak pernah mengurusi soal rel. Apakah harus dibuat melayang atau di atas tanah.

Yang jelas, kereta api terbangun di Sulawesi Selatan. Karena merupakan proyek strategis nasional.

Ia tak ingin masalah rel membuat pengerjaan berhenti. Apalagi sudah ada anggaran yang dikucurkan pemerintah.

"Kalau Maros bisa elevated, Makassar harus lobby juga kalau mau. Karena bukan saya yang bantu itu Maros untuk elevated atau tidak, tapi mereka sendiri yang diskusi. Tinggal open discussion (diskusi). Silahkan kajian dengan kajian. Kalau maros bisa dikasih (elevated) kenapa Makassar tidak," ungkapnya.

Menutut Sudirman, masalah ini bisa diselesaikan dengan diskusi terbuka. Apalagi budaya Sulawesi Selatan adalah Sipakatau.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More