SuaraSulsel.id - Penumpang ojek online atau Ojol di Kota Makassar, Rahmadani, mengaku kenaikan tarif ojol saat ini cukup membebani. Apalagi kenaikannya dihitung per kilo meter.
Rahmadani mengaku sudah menggunakan layanan jasa ojek online hampir setiap hari. Dengan kenaikan ini, ia berpikir beralih ke ojek konvensional.
"Dulunya dari rumah ke kantor hanya bayar Rp14 ribu, karena jaraknya sekitar 2 kilo meter lebih. Sekarang ini naik jadi Rp18 ribu jadi cukup membebani. Kalau saya pakai ojek konvensional hanya bayar Rp15 ribu," ungkapnya.
Kementerian Perhubungan menaikkan tarif ojek online sejak 4 Agustus 2022. Penyesuaian diberlakukan terhadap besaran biaya jasa batas bawah, batas atas, dan biaya jasa minimal.
Baca Juga: Sejarah PSM Makassar Mewakili Klub Liga Indonesia Lolos Menuju Final AFC Cup Zona Asean 2022
Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) Nomor KP 564 Tahun 2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi. Bahan bakar dan kebutuhan lainnya yang semakin mahal jadi alasannya.
Untuk Sulawesi Selatan, masuk dalam zona III. Harganya setara dengan wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Maluku dan Papua.
Kementerian mencatat, tarif di wilayah ini untuk biaya jasa batas bawah yakni Rp 2.100/km, biaya jasa batas atas Rp 2.600/km, dan biaya jasa minimal Rp 10.500-13.000. Sebelumnya hanya Rp 7.000-10.000.
Kebijakan tersebut disambut baik oleh pengendara ojek online di Kota Makassar. Erza Hasan, misalnya.
Pengurus asosiasi pengendara Gojek ini mengaku sudah lama menginginkan hal tersebut. Dengan begitu, kesejahteraan mereka juga bisa ikut naik.
Baca Juga: Rival PSM Makassar di Final Piala AFC 2022 Zona ASEAN
"Pendapat di lapangan saat ini ada dua versi. Ada yang sangat setuju, ada juga yang tidak. Tapi pada dasarnya bagi kami ojol memang ini yang kita cari adalah kenaikan tarif," kata Ezra, Rabu, 10 Agustus 2022.
Asalkan, kata Ezra, tidak ada lagi pemotongan oleh perusahaan. Cukup 20 persen untuk biaya aplikasi, seperti selama ini.
"Rugi kita kalau tarif naik tapi dipotong lagi oleh perusahaan," bebernya.
Ia menungkapkan para driver ojek online sudah lama menuntut kenaikan tarif. Pasalnya, sejak tahun 2019 belum ada penyesuaian tarif dilakukan pada driver ojek online.
Apalagi, komponen tarif dalam biaya operasional driver ojek online juga ikut naik. Tak hanya bahan bakar minyak (BBM) tapi juga pulsa ataupun kuota data.
Namun, menurutnya, banyak pula pengendara online yang tidak sepakat dengan kenaikan tersebut. Mereka yang tidak setuju ini adalah pengendara yang cukup mengejar target yang diberlakukan perusahaan.
Sebagian dari mereka juga takut jika tarif naik, maka penumpang bisa memilih aplikasi lain. Apalagi, masih ada perusahaan lain yang menerapkan biaya sewa aplikasi jauh di bawah 20 persen.
"Banyak juga yang tidak ingin. Bagi mereka yang ada sekarang ini cukup. Mungkin sudah nyaman, yang penting target mereka di aplikasi bisa tercapai," lanjutnya.
"Memang ada kekhawatiran penumpang akan lari. Tapi itu sebenarnya tugas perusahaan, harus berusaha bagaimana caranya agar penumpang tidak lari. Apakah dengan promo atau kebijakan lain," ujar Ezra.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Persik Kediri Kecolongan di Injury Time, Marcelo Rospide Kecewa Berat
-
Persekutuan Berdarah: Sultan Kutai dan Raja Wajo Bersatu Lawan VOC, Apa yang Terjadi di Selat Makassar?
-
Sempat Protes, Paul Munster Minta Maaf dan Apresiasi Stadion BJ Habibie
-
Link Live Streaming PSM Makassar vs Persebaya Surabaya di BRI Liga 1
-
Paul Munster Kabarkan Kondisi Pemain Persebaya Surabaya, Ada yang Berpotensi Absen?
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar
-
Geram! Kanit PPA Polrestabes Makassar Diduga Minta Korban Kekerasan Seksual Damai Dengan Uang Rp10 Juta