Walau pun harus menunggu lama, mereka tidak masalah. Untuk Sulawesi Selatan misalnya, masa tunggu haji cukup lama. Bahkan bisa mencapai 97 tahun. Jika mengacu kepada kuota tahun 2022 yang dikurangi.
"Bagaimana pun kondisi ekonominya, mereka akan berusaha untuk berhaji seperti menjual warisan. Itu banyak dilakukan sekarang," ungkapnya.
Kata Ilham, bagi orang Sulawesi Selatan, masalah haji bukan hanya soal ibadah. Ada yang lebih dari itu, yakni soal strata sosial di masyarakat.
Dulu, strata sosial masyarakat yang paling tinggi hanya disandang oleh keturunan bangsawan. Namun, dengan gelar haji, status dengan masyarakat biasa bisa disamakan.
"Karena berhaji bagi orang Sulsel, bukan hanya soal ibadah, tapi lebih memperlihatkan status sosial yang berbeda," ucap Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Unhas itu.
Kata Ilham, status haji bisa mengangkat derajat di masyarakat. Nah, salah satu yang dianggap mudah untuk mengenali seseorang haji atau bukan adalah dari cara berpakaiannya.
"Ketika mereka pulang, kenapa mereka berdandan, itu ingin memperlihatkan kepada keluarga dan orang-orang di kampungnya bahwa dia sudah beralih status ke haji. Ada identitas baru," kata Ilham.
Hal lain yang bisa diperhatikan adalah gelang emas bersusun di tangan dan baju berwarna cerah yang digunakan. Menurutnya, orang-orang seperti itu ingin menunjukan eksistensinya.
Namun, menurut Ilham tidak semua daerah di Sulawesi Selatan mengenakan pakaian seperti itu. Hanya di bagian utara Sulsel saja, seperti Pinrang dan Sidrap.
Baca Juga: Ratusan Jemaah Haji Asal Mataram Tiba di Bandara Internasional Lombok Mulai Hari Ini
"Bagian Selatan tidak terlalu. Yang paling terasa dilihat di Sulsel bagian utara seperti Parepare, Sidrap, Pinrang," ujarnya.
Bukan Riya
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel Muammar Bakri menanggapi santai soal pakaian yang dikenakan sejumlah jemaah haji perempuan asal Sulawesi Selatan. Menurutnya itu bukan riya atau ingin menyombongkan diri.
Kata Muammar, cara berpakaian seperti itu sudah jadi budaya masyarakat Bugis. Dalam Islam juga diajarkan yang terpenting adalah busana tertutup.
"Tidak ada salahnya. Selama pakaian itu menutup aurat dan tidak memperlihatkan lekukan tubuh, silahkan saja," kata Muammar.
Muammar mengatakan, salah satu cara untuk mengekspresikan kebahagiaan orang yang sudah berhaji bisa lewat pakaian. Makanya dengan model seperti itu berarti memuliakan diri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
25 Perusahaan Tambang di Sultra Tetap Beroperasi Meski Izin Dicabut
-
25.000 Hektar untuk Ormas! Ini Skema Pembagian Lahan Tambang Terbaru dari Pemerintah
-
[CEK FAKTA] Aturan IMEI Disamakan Dengan Balik Nama Kendaraan
-
Gunung Ibu Erupsi Malam Ini! Abu Vulkanik Setinggi 400 Meter Sembur ke Udara
-
WTP Bukan Jaminan! Kritik Pedas Zona C Unhas untuk Calon Rektor 2026-2030