SuaraSulsel.id - Perajin batik Tubo khas Ternate, Maluku Utara, terpaksa harus menutup sejumlah gerai. Akibat merugi karena dampak pandemi COVID-19.
"Memang, sebelum pandemi COVID-19, ada outlet (gerai) yang berhasil dibuka yakni di kawasan Masjid Raya Al-Munawwar, Bella Hotel, dan Kulinter Kampung Makassar Timur, tetapi akibat pandemi sisanya ditutup karena minimnya pembeli, terutama dari luar daerah," kata Direktur Batik Tubo, Kustalany Syakir kepada ANTARA, di Ternate, Minggu 24 Juli 2022.
Menurut dia, selama pandemi COVID-19 melanda tanah air sejak 2020, aktivitas ekonomi di Malut menurun. Sebab kurangnya daya beli masyarakat. Sehingga perajin batik tubo menurun pendapatannya.
Sehingga, pihaknya untuk tetap mempertahankan usaha harus menutup sejumlah gerai, dan karyawan harus dirumahkan.
Dia mengakui, sebelum COVID-19, karyawan yang dipekerjakan sebanyak delapan orang, namun saat ini tersisa dua orang.
Kendati demikian, dirinya mengakui saat ini, daya beli mulai bagus saat pelonggaran PPKM dan volume penerbangan mulai lancar.
Pengunjung mulai banyak masuk ke Ternate, membawa gairah ke ekonomi termasuk batik tubo.
Begitu pula, kerajinan seperti batik, syal, selendang, dan gantungan kunci saat ini mulai laris terjual. Ia mengatakan omzet yang diperoleh mulai mencapai di atas Rp15 juta per bulan.
Sebelum COVID-19 melanda Malut, batik yang motifnya mengangkat kearifan lokal seperti rempah-rempah itu, terlihat dari omzet penjualan yang mencapai Rp50 juta per bulan.
Baca Juga: Dirut PT LIB Prediksi Ada Lonjakan Suporter Sampai 3 Kali Lipat Selama Liga 1 2022/2023
Bahkan, ketika batik Tubo dipakai peserta dari Malut mengikuti Liga Dangdut Indonesia dan Putri Indonesia di Jakarta.
Apalagi permintaan dari berbagai kalangan terus berdatangan. Sehingga omzet penjualannya meningkat hingga 10 persen.
Bahkan, pihaknya gencar melakukan promosi batik tubo ke berbagai kalangan dan wisatawan yang akan menikmati panorama Ternate.
Pelaksana tugas Kadis Disperindag Kota Ternate, Muchlis Djumadil ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan ekonomi masyarakat. Setelah adanya pelonggaran aktivitas masyarakat di masa pandemi COVID-19, dengan intensif mempromosikan berbagai produk lokal seperti batik tubo di berbagai acara regional maupun nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Taufan Pawe Usul Peradilan Khusus Pemilu: 14 Hari Penyidikan Terlalu Singkat
-
Trans Sulawesi Jalur 'Hitam' Pupuk Subsidi? Polda Sulbar Amankan Ratusan Karung
-
Kisah 6 Orang Makassar Tewaskan 300 Tentara di Thailand
-
Hamil Muda Jualan Skincare Ilegal, IRT di Kendari Terancam 12 Tahun Penjara
-
902 Siswa Disabilitas Dapat Bantuan Tabungan Pendidikan dari Gubernur Sulsel