Scroll untuk membaca artikel
Ririn Indriani
Jum'at, 22 Juli 2022 | 16:12 WIB
Pemerintah Dorong Penguatan Pelaku UMKM Ternate Melalui Program Literasi Digital.

SuaraSulsel.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), PT Kreatif Fund Investindo serta komunitas UMKM Kota Ternate mengelar kegiatan nonton bareng webinar dengan tajuk “Strategi Jitu Pengembangan Bisnis Berbasis Media Digital untuk UMKM” sebagai bagian dari rangkaian acara Festival Tara No Ate di di Benteng Oranje Ternate pekan lalu.

Kegiatan tersebut merupakan Program literasi digital bagi para pelaku bisnis UMKM kota Ternate agar mampu beradaptasi di era digitalisasi dan transformasi informasi saat ini.

Walikota Ternate, M. Tauhid Soleman, yang membuka rangkaian acara Festival Tara No Ate memberikan apreasiasi atas diselenggarakannya program literasi digital tersebut yang berorientasi pada penguatan kelembagaan lokal, khususnya bagi para pelaku bisnis UMKM.

“Merupakan kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate untuk pemanfaatan cagar budaya benteng Oranje sebagai creative hub atau pusat komunitas kreatif di Kota Ternate. Benteng Oranje yang telah diakui sebagai cagar budaya tingkat nasional akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat melalui pengelolaan yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga: Pak Oles Sebut Permintaan Minyak Bokashi Semakin Meningkat Sejak Pandemi Covid-19

Menurut Abdi R. Sastrawinata, Project Director Kreatif Fund Investindo, kegiatan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya meminimalkan dampak negatif penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital.

Pemerintah Dorong Penguatan Pelaku UMKM Ternate Melalui Program Literasi Digital.

“Masyarakat diharapkan dapat memproses berbagai informasi, memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk," jelasnya.

Literasi digital, lanjut Abdi, dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai komunitas.

"Dengan literasi digital juga akan tercipta tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kreatif,” ujarnya.

Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi telah melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang.

Baca Juga: Dirjen IKP Sebut DEWG G20 Ikut Kembangkan Keterampilan Digital Pelaku UMKM

Dalam perjalanannya Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada 2021, berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan empat pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.

“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas. Peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar”, ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.

Survei nasional oleh Kemenkominfo bersama Kata Data pada 2021 menunjukkan indeks literasi digital masyarakat Indonesia berada pada level sedang dengan skor 3.49.

Hal ini merupakan suatu peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi serupa pada 2020 yang menunjukkan skor 3,46.

Kemenkominfo akan terus meningkatkan pencapaian tersebut dengan menyasar kelompok-kelompok strategis di masyarakat.

Untuk meningkatkan skor indeks literasi digital Indonesia ke level baik dan memenuhi target sebanyak 5,5 juta orang mendapatkan literasi digital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat melalui program “Indonesia Makin Cakap Digital 2022”.

Program ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait literasi digital dalam bentuk webinar (seminar dan diskusi secara online), talkshow dalam format hybrid (offline dan online), serta special event penunjang kegiatan literasi digital.

Implementasi kegiatan dari program tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu untuk segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat atau komunitas; yang tersebar di sembilan wilayah yang ditentukan berdasarkan jumlah proporsional penggunaan internet di Indonesia.

“Para pelaku UMKM yang terlibat dalam penyelenggaraan event Festival Tara No Ate menganggap penting webinar yang bersentuhan langsung dengan dunia usaha yang mereka geluti," terang Tamrin Ali Ibrahim, Project Manager Literasi Digital Maluku Utara.

Mereka, kata Tamrin, menyadari bahwa sebuah usaha akan berhasil maksimal jika mampu berdaptasi dengan tantangan zaman, serta bisa membaca peluang bisnis yang digeluti.
"Salah satu tantangan sekaligus peluang tersebut adalah dengan jalan cakap digital. Hal ini akan membantu strategi pemasaran dan penjualan berbagai jenis produk yang ditawarkan. Apa yang disebut dengan pasar digital akan benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” tutupnya.

Load More